BEIJING - Pihak berwenang di Tiongkok baru-baru ini telah mulai melakukan tes Covid-19 lagi terhadap orang-orang di rumah sakit dan pusat transportasi ketika gelombang penyakit pernapasan melanda negara tersebut.

Dikutip dari Radio Free Asia (RFA), saat orang tua dan anak-anak terus berbondong-bondong ke klinik anak dan ruang gawat darurat di Beijing karena menderita penyakit pernapasan yang parah, rumah sakit sekali lagi melakukan tes Covid-19 pada pasien, meskipun hanya sedikit pemberitaan mengenai kebangkitan virus dan varian baru virus korona yang sedang berkembang secara global.

Pejabat kesehatan Tiongkok telah mengakui lonjakan kasus pneumonia dan kasus pernapasan lainnya dan menyalahkan berbagai patogen termasuk pneumonia mikoplasma, virus sinkronisasi pernapasan, influenza musiman, dan Covid-19.

Kini, dokumen pemerintah mulai memperingatkan tentang gelombang baru infeksi virus korona, di mana Dewan Negara memerintahkan pemerintah daerah untuk melanjutkan pengujian dan pemantauan penyakit di pelabuhan dan bandara, di sekolah, panti jompo, dan institusi lainnya.

"Semua daerah harus memperkuat pencegahan dan pengendalian di tempat perawatan lansia, penitipan anak, sekolah, lembaga kesejahteraan sosial dan lainnya, serta ruang terbatas, dan mendesak perlindungan harian dan pemantauan kesehatan," bunyi arahan Dewan Negara pada 24 November.

Setidaknya dua juta orang diperkirakan meninggal ketika gelombang pertama infeksi Omicron melanda negara itu setelah pencabutan pembatasan di bawah kebijakan "zero-Covid" yang diusung pemimpin Partai Komunis Tiongkok, Xi Jinping.

Gejala Mirip Pneumonia

Pejabat kesehatan telah mengimbau masyarakat untuk memakai masker, mencuci tangan, dan memberikan ventilasi pada ruangan dalam ruangan untuk mencegah penyebaran penyakit.

Seorang warga Beijing yang hanya memberikan nama keluarga Zhao mengatakan pemerintah tampaknya takut akan kebangkitan kembali virus korona, dan menambahkan bahwa banyak kasus pneumonia dan penyakit pernapasan lainnya memiliki gejala yang pada dasarnya tidak dapat dibedakan dengan Covid-19 tanpa tes.

"Propaganda mengatakan bahwa kasus-kasus ini disebabkan oleh pneumonia mikoplasma, namun saya juga mendengar bahwa virus (SARS-CoV2) telah bermutasi," kata Zhao.

Baca Juga: