Empat anggota kongres Amerika Serikat (AS) tiba di Taiwan pada hari Selasa (12/10) untuk serangkaian pertemuan tiga hari yang akan membahas masalah perdagangan dan ekonomi, hubungan bilateral, dan keamanan regional.

Kementerian Luar Negeri Taiwan menuturkan Kelompok itu termasuk Partai Republik Brad Wenstrup (Ohio) dan Michael Waltz (Florida) serta Demokrat Seth Moulton (Massachusetts) dan Kai Kahele (Hawaii) yang keempatnya adalah anggota Komite Angkatan Bersenjata.

Kementerian mengatakan delegasi AS akan bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen serta Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan Nasional Wellington Koo, Menteri Luar Negeri Joseph Wu, dan Wakil Perwakilan Perdagangan Jen Ni-Yang. Berdasarkan rencana, mereka akan merundingkan perjanjian perdagangan bebas dengan Taiwan dan dimasukkan dalam Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik.

Sebelum kunjungan keempatnya, Eddie Bernice Johnson, politisi demokrat dari Texas, tiba lebih dulu pada hari Senin (11/10) untuk tujuan berlibur selama tiga hari.

Ketua DPR Nancy Pelosi menjadi politisi AS berpangkat tertinggi yang mengunjungi Taiwan dalam 25 tahun ketika dia melakukan perjalanan ke sana pada Agustus melawan saran Presiden Joe Biden, yang membuat Beijing murka.

RT menyebut setidaknya sudah ada 34 anggota Kongres AS yang telah melakukan perjalanan ke Taiwan pada tahun ini di tengah meningkatnya ketegangan dengan Tiongkok.

Washington semakin terpaku pada Taipei sebagai benteng melawan Tiongkok, yang menganggap pulau itu bagian dari wilayahnya di bawah kebijakan Satu Tiongkok. AS bahkan menuntut negara-negara lain yang mencari hubungan diplomatik dengan Beijing untuk secara resmi melakukan hal yang sama.

Presiden AS Joe Biden juga berjanji dirinya akan mengerahkan pasukan AS untuk mempertahankan Taiwan jika terjadi "invasi" Tiongkok.

Taiwan dengan tegas berupaya memperkuat pertahanannya atas potensi perang dengan Tiongkok ketika Presiden Xi Jinping bersiap memperpanjang masa jabatannya dan mencoba untuk mencapai apa yang belum pernah dilakukan pendahulunya dengan mengambil alih pulau itu.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada Senin (10/11) menguraikan langkah-langkah untuk meningkatkan militer termasuk dengan produksi massal rudal presisi dan kapal perang.

Tsai memilih memprioritaskan modernisasi angkatan bersenjata, salah satunya mengembangkan apa yang dia katakan sebagai "kemampuan perang asimetris yang komprehensif" dengan senjata presisi kecil yang sangat mobile seperti rudal anti-kapal yang dapat diluncurkan dari belakang truk dan dipindahkan setelah menembak.

"Sekarang kita harus meninggalkan ilusi kita dan bersiap untuk bertarung. Kita benar-benar harus siap untuk bertarung," kata seorang sumber Taiwan yang mengetahui kebijakan pemerintah Tiongkok, berbicara dengan syarat anonim karena dia tidak berwenang untuk membahas penilaian intelijen dengan media.

Xi sendiri tidak menutupi keinginannya untuk menjadikan Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai bagian dari Republik Rakyat Tiongkok, baik dengan cara damai jika memungkinkan maupun dengan kekuatan.

Baca Juga: