BEIJING - Pemerintah Funing di Provinsi Yunan, barat daya Tiongkok, melarang pesta ulang tahun dan perayaan lainnya. Larangan itu dibuat setelah pemerintah Tiongkok di Beijing menyerukan gerakan penghematan.

Aturan baru yang ditetapkan otoritas Funing mencakup urusan pernikahan dan pemakaman, antara lain larangan memberikan hadiah uang tunai lebih dari 200 yuan atau sekitar 443 ribu rupiah.

Meski begitu, larangan tersebut hanya berlaku untuk anggota partai komunis, pegawai negeri dan pimpinan organisasi desa, bukan untuk sebagian besar penduduk.

Memberikan hadiah berupa uang tunai di pesta merupakan kebiasaan tradisional masyarakat Tiongkok. Namun, tradisi itu kerap melenceng menjadi suap untuk pembuat pesta yang memiliki pengaruh di publik.

Ini bukan pertama kalinya Partai Komunis Tiongkok yang menguasai pemerintahan membuat aturan ketat untuk para anggotanya. Pada 2015, mereka menerbitkan larangan makan dan minum berlebihan, bergabung dengan klub golf atau memasuki klub swasta.

Sejumlah larangan itu diklaim sebagai bagian dari gerakan antikorupsi.

Namun, Tiongkok secara umum selama bertahun-tahun terakhir telah meminta warganya mengadakan pernikahan yang lebih sederhana dan moderat.

Mereka mengutuk kehidupan glamor dan pemborosan.

Menurut larangan baru yang dikeluarkan pekan lalu lalu, perayaan ulang tahun, promosi pekerjaan, atau pindah rumah, tidak boleh digelar mulai Mei ini.

Selain di Funing, pemerintah daerah lainnya juga membuat aturan yang sangat spesifik.

Pegawai negeri di Provinsi Yunnan misalnya, diwajibkan melaporkan rincian pernikahan, dari biaya hingga daftar tamu. "Laporan itu harus mereka ajukan sebelum pesta perayaan berlangsung," ungkap pemerintah Funing.

Jumlah meja perjamuan pada pesta pernikahan juga tidak boleh lebih dari 20. Tamu yang menghadiri perayaan pun dibatasi maksimal 200 orang.

Biaya jamuan makan tidak boleh lebih dari 50 yuan (110 ribu rupiah) jika prosesi diadakan di restoran. Jika diadakan di rumah, anggaran jamuan makan tidak boleh lebih dari 300 yuan (665 ribu rupiah).

Jumlah mobil untuk prosesi pernikahan juga harus di bawah 10 unit.

Pernikahan dan pemakaman dipandang sebagai indikator utama status sosial seseorang dalam budaya Tiongkok.

Masyarakat Tiongkok, terutama orang-orang yang memegang jabatan publik seperti pimpinan desa, kerap mengadakan perayaan yang boros.

Jamuan pernikahan biasanya dihadiri ratusan tamu. Setelah perayaan, para tamu biasanya pulang membawa hadiah uang. Di desa-desa di pelosok, pernikahan dan pemakaman bisa berlangsung berhari-hari dan melibatkan prosesi massal.

Aturan yang baru disahkan ini juga dibuat prosesi pemakaman. Terdapat tradisi di Tiongkok bahwa pelayat memberikan uang belasungkawa kepada keluarga yang berduka. Pemakaman diatur untuk tidak boleh digelar lebih dari tiga hari. Rincian acara kedukaan pun wajib diserahkan kepada pemerintah 10 hari setelah diadakan. BBC/I-1

Baca Juga: