Di hari akhir kunjungannya ke Singapura, Wapres AS, Kamala Harris menyatakan bahwa Tiongkok telah melakukan intimidasi di wilayah perairan LTS dan hal itu telah merusak tatanan berbasis aturan.

SINGAPURA - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Kamala Harris, pada Selasa (24/8) menuding Tiongkok telah melakukan intimidasi di wilayah perairan sengketa Asia. Tudingan itu dilontarkan dalam upaya untuk menggalang sekutu regional.

Pernyataan itu muncul ketika Washington DC berusaha mengatur ulang hubungan di kawasan Asia setelah era Donald Trump yang bergejolak, dan membangun benteng untuk melawan kekuatan Beijing yang semakin meningkat.

Dalam pidato yang memaparkan tujuan kebijakan luar negeri pemerintahannya, Wapres Harris menegaskan kembali bahwa Washington DC memiliki komitmen abadi di Asia dan akan terus membidik Tiongkok.

"Beijing terus memaksa, mengintimidasi, dan mengklaim sebagian besar Laut Tiongkok Selatan (LTS)," ucap Wapres Harris sebelum meninggalkan Singapura menuju Vietnam pada Selasa sore. "Tindakan Beijing terus merusak tatanan berbasis aturan dan mengancam kedaulatan negara. AS berdiri bersama sekutu dan mitra kami dalam menghadapi ancaman ini," tegas dia.

Tiongkok mengklaim hampir semua wilayah LTS yang kaya sumber daya dan dilalui oleh jalur perdagangan internasional. Beijing juga telah dituduh menyebarkan berbagai perangkat keras militer termasuk misil antikapal dan permukaan-ke-udara di LTS, serta mengabaikan putusan mahkamah internasional 2016 yang menyatakan klaim historisnya atas sebagian besar perairan itu tanpa dasar.

Baru-baru ini ketegangan antara Beijing dan negara-negara penuntut klaim meningkat, dengan Manila yang berang setelah ratusan kapal Tiongkok terlihat di gugusan karang yang diperebutkan, sementara Malaysia mengerahkan jet untuk mencegat pesawat PLA.

Dalam pidatonya, Wapres Harris juga berusaha menghilangkan kekhawatiran bahwa meningkatnya ketegangan AS-Tiongkok dapat memaksa negara-negara yang memiliki hubungan kuat dengan kedua ekonomi utama dunia itu untuk berpihak ke salah satu dari keduanya.

"Keterlibatan kami di Asia Tenggara dan Indo-Pasifik tidak melawan satu negara, juga tidak dirancang untuk membuat siapa pun memilih antarnegara," papar dia.

Reaksi Beijing

Hubungan AS-Tiongkok telah memburuk karena berbagai masalah mulai dari keamanan siber dan supremasi teknologi hingga hak asasi manusia di Hong Kong dan Xinjiang. Setelah Biden terpilih jadi Presiden AS, pemerintahannya terus melanjutkan sikap tegas terhadap Tiongkok dengan menggambarkan bahwa negara kekuatan Asia itu sebagai tantangan utama bagi AS.

Menanggapi tudingan yang dilontarkan Wapres Kamala Harris, Beijing segera membalasnya dengan menganggap bencana di Afghanistan adalah contoh kebijakan luar negeri yangegois dari AS dan menuduh Washington DC berperilaku penindas dan hegemonik.

"Peristiwa saat ini di Afghanistan dengan jelas memberi tahu kita apa aturan dan perintah yang dibicarakan AS," pungkas juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Wenbin. SB/AFP/I-1.

Baca Juga: