BEIJING - Kementerian Pertahanan Tiongkok, pada Kamis (28/12), mengecam Amerika Serikat (AS), seminggu setelah para pejabat tinggi militer kedua negara melanjutkan pembicaraan tingkat tinggi. Tiongkok mengkritik campur tangan AS yang terus berlanjut di kawasan Asia-Pasifik dan mengatakan Washington masih mempertahankan pola pikir Perang Dingin.

Dikutip dariThe Straits Times, pada pembicaraan tersebut, kedua belah pihak telah berjanji memulihkan komunikasi guna menghindari kesalahan perhitungan dan kesalahpahaman, dan AS menyerukan "lebih banyak upaya" untuk memastikan komunikasi militer tetap terbuka dan dapat diandalkan.

Namun, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Tiongkok, Wu Qian, mengambil nada yang lebih hawkish pada konferensi pers reguler terakhir tahun ini. "Amerika Serikat terus memperkuat pengerahan pasukannya di Asia-Pasifik, hal ini sesuai dengan pola pikir Perang Dingin," kata Wu.

"Tujuannya adalah untuk keuntungan egoisnya sendiri dan untuk mempertahankan hegemoninya. Sifatnya adalah memicu konfrontasi," katanya.

Para pejabat AS berharap perundingan minggu lalu, ketika Jendera Charles Brown dan mitranya dari Tiongkok, Jenderal Liu Zhenli, mengadakan konferensi video dalam acara serupa yang pertama dalam lebih dari setahun, dapat membawa pemulihan hubungan militer yang lebih luas.

Pembicaraan tersebut menyusul perjanjian di San Francisco bulan lalu antara para pemimpin kedua negara untuk melanjutkan hubungan serupa, yang diakhiri oleh Beijing setelah kunjungan Nancy Pelosi, yang saat itu menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, ke Taiwan pada tahun 2022. Panggilan video tersebut memberikan hasil yang positif dan konstruktif.

Hubungan yang Stabil

Namun, Beijing mengharapkan Washington untuk mengambil tindakan nyata atas dasar kesetaraan dan rasa hormat untuk mendorong perkembangan hubungan militer-ke-militer Tiongkok-AS yang sehat dan stabil, tambahnya, dengan rincian spesifik yang akan diumumkan kemudian.

Mengenai Taiwan, yang akan mengadakan pemilihan presiden penting pada 13 Januari 2024, Wu menuduh pemerintah Taiwan sengaja meningkatkan ancaman militer dari Tiongkok demi keuntungan pemilu.

Dia memperingatkan AS agar tidak ikut campur dalam urusan Taiwan, termasuk menjual senjata ke negara demokrasi di pulau itu.

"Kami dengan tegas menentang negara mana pun yang melakukan kontak resmi dan militer dengan Taiwan dalam bentuk apa pun. AS memanipulasi permasalahan Taiwan dalam berbagai bentuk, dan ini merupakan pertaruhan yang sangat berbahaya," kata Wu.

"Kami mendesak AS untuk berhenti mempersenjatai Taiwan dengan alasan atau cara apa pun," tambahnya.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pada minggu ini pihaknya tidak melihat tanda-tanda aktivitas militer Tiongkok dalam skala besar sebelum pemilu, namun pihaknya terus mencermati Tiongkok.

Wu menyalahkan AS atas meningkatnya ketegangan di Laut TiongkokSelatan, menyusul bentrokan baru-baru ini antara Tiongkok dan Filipina di sekitar Kepulauan Spratly.

AS mendukung Manila dalam sengketa maritimnya dengan Tiongkok di tengah penguatan hubungan yang lebih luas di bawah kepemimpinan Presiden Filipina,Ferdinand Marcos Jr.

Baca Juga: