Awak astronot termuda yang pernah ada di Tiongkok telah berangkat ke stasiun luar angkasa Tiongkok, sekaligus membuka jalan bagi generasi baru "taikonot" untuk memajukan ambisi luar angkasa negara tersebut di masa depan.

Dilansir dari Reuters, pesawat ruang angkasa Shenzhou-17, atau "Kapal Ilahi", dan tiga penumpangnya lepas landas dengan roket Long March-2F dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di barat laut Cina.

Memimpin misi enam bulan itu adalah mantan pilot angkatan udara Tang Hongbo, 48 tahun, yang merupakan pilot pertama yang melakukan misi berawak ke stasiun luar angkasa pada tahun 2021.

Kembalinya Tang Hongbo ke stasiun luar angkasa Tiangong, atau "Istana Surgawi" dalam bahasa Mandarin, juga mencatat rekor baru untuk interval terpendek antara dua misi penerbangan luar angkasa oleh taikonot, yang diambil dari kata Tiongkok untuk ruang angkasa, menunjukkan rotasi taikonot yang lebih cepat di tahun-tahun mendatang.

Tang, yang merupakan astronot Tiongkok angkatan kedua pada 2010, harus menunggu lebih dari satu dekade sebelum ia dipilih untuk penerbangan luar angkasa perdananya pada 2021.

Sebaliknya, rekannya sesama anggota kru Shenzhou-17, Tang Shengjie, 33 tahun, dan Jiang Xinlin, 35 tahun, yang melakukan perjalanan ke luar angkasa untuk pertama kalinya, bergabung dengan kelompok astronot ketiga Tiongkok pada September 2020.

Tiongkok telah memulai proses seleksi untuk astronot angkatan keempat, mencari kandidat dengan gelar doktor dalam berbagai disiplin ilmu mulai dari biologi, fisika, dan kimia hingga teknik biomedis dan astronomi. Untuk pertama kalinya, NASA juga membuka proses seleksi bagi pelamar dari Hong Kong dan Makau.

Astronot angkatan pertama dan kedua semuanya adalah mantan pilot angkatan udara, seperti Tang, yang bergabung dengan Tentara Pembebasan Rakyat pada tahun 1995 pada usia 20 tahun.

Proses seleksi dan pelatihan akan segera dimulai untuk para astronot asing yang ingin berpartisipasi dalam penerbangan bersama ke Tiangong, kata seorang pejabat senior pada program ruang angkasa berawak Tiongkok tahun ini.

Namun, meskipun Tiongkok menunjukkan upayanya untuk menginternasionalisasikan misi antariksanya, program antariksanya memiliki karakteristik Tiongkok yang berbeda, setidaknya di Tiangong.

Berbeda dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang dipimpin NASA, yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, Tiangong hanya menggunakan bahasa Mandarin, sehingga kemampuan berbahasa Mandarin menjadi kriteria utama bagi para peserta asing.

Tiangong telah menjadi simbol kepercayaan diri Tiongkok yang semakin meningkat dalam upaya antariksanya setelah tidak ikut serta dalam program ISS selama beberapa dekade. Cina dilarang oleh hukum AS untuk berkolaborasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan NASA.

Tiangong, yang selesai dibangun pada akhir 2022, dapat menampung maksimal tiga astronot pada ketinggian orbit hingga 450 km (280 mil) dan akan memiliki masa operasional lebih dari 15 tahun.

Astronot Shenzhou-17 akan menggantikan kru Shenzhou-16, yang tiba di Tiangong pada akhir Mei lalu. Kru Shenzhou-16, yang terdiri dari astronot veteran Jing Haipeng, Zhu Yangzhu, dan Gui Haichao, dijadwalkan kembali ke bumi pada 31 Oktober.

Zhu dan Gui, keduanya berusia 30-an tahun, merupakan astronot angkatan ketiga Tiongkok. Shenzhou-17 menandai misi berawak ke-12 Tiongkok sejak penerbangan antariksa solo Yang Liwei pada Oktober 2003, yang merupakan warga negara Tiongkok pertama yang berada di luar angkasa.

Baca Juga: