Dua kapal induk Tiongkok dikerahkan ke LTS untuk mengikuti latihan militer untuk mempertajam dan meningkatkan kemampuan tempur sistem formasi kapal ­induknya.

BEIJING - Tiongkok akan menggelar latihan militer pertamanya dengan dua kapal induk operasionalnya di Laut Tiongkok Selatan (LTS) yang disengketakan, kata media pemerintah pada Kamis (31/10).

Media pemerintah Tiongkok itu tidak menyebutkan kapan latihan dengan kapal induk Liaoning dan Shandong akan berlangsung, namun dikatakan bahwa misi angkatan laut itu akan digelar bertepatan dengan hari libur umum yang berlangsung dari akhir September hingga Oktober.

"Latihan di wilayah LTS tersebut dimaksudkan untuk mempertajam dan meningkatkan kemampuan tempur sistem formasi kapal induk," kata lembaga penyiaranCCTV.

Dalam unggahan yang disertai rekaman video jet tempur yang lepas landas dan mendarat di kedua kapal induk,CCTVmenyebutkan latihan juga berlangsung di Laut Kuning dan Laut Tiongkok Timur (LTT).

Kapal induk Liaoning merupakan kapal induk tertua milik Tiongkok yang ditugaskan pada 2012. Sedangkan kapal induk Shandong mulai beroperasi pada 2019, sementara kapal induk Tiongkok ketiga, Fujian, sedang menjalani uji coba laut.

Liaoning pada Oktober lalu ambil bagian dalam latihan militer berskala besar yang diadakan di sekitar Taiwan, dalam apa yang Beijing sebut sebagai latihan untuk memblokade pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu.

Seorang pakar mengatakan kepadaAFPbahwa latihan gabungan kapal induk Tiongkok itu mungkin dilakukan setelah latihan tersebut, dan latihan mendatang akan mewakili langkah maju yang signifikan dalam program kapal induk dan kemampuan proyeksi kekuatannya.

Analis keamanan maritim yang bermarkas di Vietnam, Duan Dang mengatakan: "Kita tentu akan melihat lebih banyak latihan seperti ini di masa depan, dan Tiongkok mungkin akan mengikutsertakan kedua kapal induk tersebut dalam latihan blokade Taiwan berskala lebih besar."

Tiongkok telah meningkatkan perluasan besar-besaran kekuatan angkatan lautnya dalam beberapa tahun terakhir karena berupaya memperluas jangkauannya di Pasifik dan menantang aliansi yang dipimpin Amerika Serikat (AS).

Perluas Kemampuan

Sementara itu sebuah lembaga pemikir AS mengatakan bahwa Vietnam tampaknya bertekad untuk memaksimalkan potensi strategis dari fitur-fitur yang dikuasainya di wilayah LTS yang juga diklaim oleh Tiongkok dengan mempercepat pembangunan struktur-struktur militer.

Asia Maritime Transparency Initiative (AMTI) yang berbasis di Washington DC mengatakan dalam sebuah laporan baru bahwa ada indikasi bahwa Hanoi sedang mengembangkan lapangan terbang di beberapa pulau buatan tersebut dan tanda-tanda pembangunan struktur militer potensial juga telah terlihat di sejumlah fitur.

Pekan lalu, kantor beritaRadio Free Asiamelaporkan tentang pembangunan landasan pacu di terumbu karang Barque Canada, pulau reklamasi terbesar yang berada di bawah kendali Vietnam di Kepulauan Spratly.

"Hingga kini Vietnam hanya memiliki satu landasan pacu sepanjang 1.300 meter di pulau-pulau di LTS. Landasan pacu baru itu secara signifikan memperluas opsi Vietnam untuk mengerahkan pesawat tempur ke Kepulauan Spratly," ungkap AMTI.

Selain landasan pacu, AMTI mengatakan dalam laporannya bahwa terdapat formasi baru tanggul atau penghalang yang ditinggikan, yang melingkupi enam area terlihat dalam citra satelit terbaru dari Barque Canada Reef, Central Reef, Tennent Reef, Pulau Namyit, South Reef, dan Ladd Reef.

"Mengingat orientasi pesisir sebagian besar formasi, ada kemungkinan daerah ini dapat dimaksudkan untuk menempatkan artileri antikapal atau peluncur misil," ungkap AMTI.

Para analis pun mengatakan bahwa pangkalan militer dan landasan pacu di Kepulauan Spratly akan meningkatkan kemampuan strategis Vietnam untuk melawan kekuatan Tiongkok di LTS. AFP/RFA/I-1

Baca Juga: