Tiongkok mengecam berbagai kebijakan pembatasan Covid-19 yang diberlakukan sejumlah negara bagi pelaku perjalanan dari negaranya.

"Kami dengan tegas menentang praktik memanipulasi langkah-langkah pencegahan dan pengendalian epidemi untuk mencapai tujuan politik, dan akan mengambil langkah-langkah yang sesuai dengan prinsip timbal balik," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing, dikutip dari Anadolu Agency, Rabu (4/1).

Mao menyebut pembatasan yang diberlakukan terhadap pelancong dari Tiongkok tidak bisa diterima karena respons pengendalian epidemi itu tidak memiliki kepatutan ilmiah, menurut laporan stasiun televisi negara, CGTN.

Kemarahan Beijing muncul setelah Jepang, AS, Italia, Malaysia, Spanyol, Maroko, Qatar, Kanada, Korea Selatan, dan Taiwan mengumumkan perlunya hasil tes negatif Covid-19 bagi pelaku perjalanan yang datang dari Tiongkok. Langkah-langkah tersebut kontras dengan keputusan Beijing untuk membatalkan karantina wajib bagi semua pengunjung yang masuk ke Tiongkok mulai 8 Januari 2023.

Namun, Beijing mengatakan persyaratan Covid-19 yang diberlakukan oleh negara-negara terhadap pelaku perjalanan dari Tiongkok harus didasarkan pada sains.

Tiongkok menghadapi lonjakan infeksi yang signifikan setelah menghapus kebijakan nol Covid-19 yang ketat bulan lalu, menyusul kerusuhan dan protes yang belum pernah terjadi sebelumnya di beberapa bagian negara itu.

Baca Juga: