Tiongkok membela upaya Iran untuk mempertahankan hak dan kepentingannya dan menentang sanksi unilateral yang tidak berdasarkan hukum internasional.

Pernyataan tersebut telah disampaikan Menteri Luar Negeri China Wang Yi, sebagaimana dilansir Antara, Rabu (16/3).

Tiongkok bisa mengerti alasan Iran terkait isu nuklir, kata Wang Yi saat bercakap via telepon dengan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian, Selasa (15/3).

Anggota Dewan Negara Tiongkok tersebut menyampaikan keinginan Beijing untuk meningkatkan koordinasi dan kolaborasi dengan Iran demi terpeliharanya stabilitas dan perdamaian kawasan.

Hasil dari pakta nuklir Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), Iran menerima beberapa pembatasan pada pengembangan program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi dari PBB dan Barat.

Meski, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada 2018 secara sepihak menarik diri dari pakta itu dan menerapkan kembali sanksi lama ditambah sanksi baru terhadap Iran.

Teheran lantas membalas tindakan Trump tersebut dengan tidak mematuhi beberapa komitmen tentang nuklir.

Berawal dari April 2021 delapan kali negosiasi sudah Iran dengan para pihak dalam JCPOA di Wina.

Pertemuan itu bertujuan untuk menghapus sanksi terhadap Iran dan pemulihan pakta nuklir.

Saat kesepakatan hampir dicapai pekan lalu, pembicaraan dihentikan karena Rusia meminta jaminan bahwa sanksi AS, yang dijatuhkan terhadapnya terkait krisis Ukraina, tidak akan mempengaruhi hubungan perdagangannya dengan Iran.

Kepada Wang, Abdollahian mengatakan keinginan pemerintahnya untuk segera melakukan dialog dengan beberapa pihak agar mencapai kesepakatan bersama.

Baca Juga: