Tidak ada negara di dunia ini yang tidak menggunakan produk Tiongkok, bahkan AS sekalipun

Di tengah goncangan dunia akibat penyebaran Covid-19 yang bermula di Wuhan, konflik Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) bersama sekutunya terus memanas. AS, yang diisukan mulai kehilangan pamor dalam panggung internasional, kini seperti bangkit memperlihatkan tajinya. Kehadiran tiga kapal induk AS dan pesawat pembomB-52H di Laut Tiongkok Selatan adalah salah satu indikatornya.

Sejumlah kebijakan dibuat oleh Presiden Donald Trump untuk memaksa Presiden Xi Jinpingtunduk pada keinginan Washington. AS pun gencar menggalang dukungan dari sekutunya untuk memusuhi Tiongkok. Tetapi, Presiden XI tidak tinggal diam. Dia membalas setiap aksi Trump dan sekutunya.

Serangan AS dan sekutunya terhadap Tiongkok semakin mengkristal setelah negara itu memberlakukan UU Keamanan Nasional untuk Hong Kong. Serangan teranyar datang dari Kanada, Inggris, dan Australia. Kanada menangguhkan perjanjian ekstradisi dengan Hong Kong dan menghentikan ekspor perlengkapan militer ke sana.

Hubungan antara Beijing dan Ottawa telah memburuk sejak Kanada menangkap salah satu petinggi Huawei, Meng Wanzhou, pada Desember 2018. Sebagai balasan, Tiongkok kemudian menahan dua orang Kanada, termasuk seorang mantan diplomat. Inggris juga berencana menyetop keterlibatan Huawei dalam pengembangan jaringan 5G mereka. Huawei dituding sebagai instrumen mata-mata Partai Komunis Tiongkok.

Sejak tahun lalu, AS telah melarang perusahaan-perusahaan negara itu menjual teknologi dan pasokan ke perusahaan yang berbasis di Shenzhen tersebut, tanpaizinterlebih dahulu. Huawei kini telah terjebak dalam perselisihan dagang antara Tiongkok dan AS, dan semakin terhimpit oleh Uni Eropa dan negara-negara seperti India.

Tidak hanya itu, Inggris pun membuka pintu bagi warga Hong Kong yang hendak tinggal di Inggris. Langkah Inggris itu diikuti oleh Australia selaku negara persemakmuran.

Australia dan Kanada tak mau ketinggalan. Kedua negara ini memperketat investasi asing Tiongkok sektor tambang. Kedua negara ini khawatir perusahaan asing itu dengan mudah mencaplok aset-aset strategis mereka saat eknomi terpuruk akibat pandemi Covid-19.

Tekanan terhadap Tiongkok sejak menyebarnya Covid-19 dan setelah diberlakukannya UU Keamanan Nasional di Hong Kong datang bertubi-tubi. Tetapi, bukan perkara gampang untuk menaklukan Tiongkok. Apalagi saat ini Tiongkok sudah menjadi kekuatan superpower, ada atau tidak ada Covid-19.

Dalam membangun kekuatan ekonomi, Tiongkok mengandalkan diplomasi dagang -smart power, bukan kekuatan senjata hard power ala Trump. Tidak ada negara di dunia ini yang tidak menggunakan produk Tiongkok, bahkan AS sekalipun. Kebencian Trump kepada Tiongkok yang berujung pada sengketa dagang dengan menaikkan tarif bea masuk dan membatasi barang Tiongkok, justru menjerat rakyatnya yang sudah tergantung kepada produk Tiongkok.

Tiongkok tidak kehilangan akal. Sebagai raksasa ekonomi, dengan lincah dan royal Tiongkok memasang strategi dengan membantu negara-negara di dunia dalam pembiayaan proyek infrastruktur dalam skema OBOR (one belt one road), menghubungkan Asia-Oseania-Afrika-Eropa.

Modifikasi OBOR yang disebut dengan BRI (Belt and Road Initiative) menempatkan negara-negara mitra sebagai stakeholders-nya. Pemerintah Daerah Australia Utara (Northern Territory) bahkan telah mengikat kerja sama membangun infrastruktur pelabuhan dengan skema pinjam pakai kepada Tiongkok sampai 99 tahun di bawah skema BRI. Pelabuhan yang tidak jauh dari markas marinir AS di Darwin.

Kekuatan ekonomi Tiongkok saat ini tidak saja di bidang perdagangan, juga di bidang keunggulan teknologi dan inovasi. Untuk pertama kalinya dalam empat dekade terakhir Tiongkok melibas dan melewati AS dalam pendaftaran hak paten di World International Property Organization (WIPO). Sepanjang 2019, Tiongkok mendaftarkan 58.990 sementara AS hanya 57.840.

AS gamang. Negara itu meminta dunia melarang penggunaan peralatan informasi dan komunikasi teknologi Huawei dari Tiongkok dengan tuduhan teknologi tersebut digunakan Tiongkok untuk memata-matai. Tapi, sekali lagi, Tiongkok tidak gentar. ν

Baca Juga: