MOSKWA - Tiongkok dan Russia mengumumkan rencana untuk membangun stasiun luar angkasa di Bulan.

Badan antariksa Russia, Roscosmos, mengatakan telah membuat kesepakatan dengan Administrasi Luar Angkasa Nasional Tiongkok untuk membangun fasilitas penelitian di permukaan Bulan, atau bisa juga pada orbit, atau keduanya.

Sebuah pernyataan dari badan antariksa kedua negara mengatakan fasilitas ini bisa digunakan oleh negara-negara lain.

Pengumuman ini diluncurkan menjelang perayaan 60 tahun penerbangan luar angkasa berawak pertama Russia.

Stasiun Penelitian Ilmiah Internasional Bulan akan melakukan berbagai penelitian ilmiah termasuk eksplorasi dan pemanfaatan Bulan, kata pernyataan dari kedua badan antariksa.

"Tiongkok dan Russia akan menggunakan pengalaman mereka yang terakumulasi di bidang ilmu ruang angkasa, penelitian dan pengembangan dan penggunaan peralatan luar angkasa, teknologi luar angkasa untuk bersama mengembangkan peta jalan untuk pembangunan stasiun penelitian ilmiah internasional Bulan," demikian disebutkan dalam sebuah pernyataan berbahasa Mandarin seperti dikutip BBC, Kamis (11/3).

Laporan ini juga menyebutkan, Russia dan Tiongkok akan berkolaborasi dalam perencanaan, desain, pengembangan dan pengoperasian stasiun penelitian.

Chen Lan, seorang analis yang khusus bekerja pada program luar angkasa Tiongkok mengatakan bahwa proyek ini adalah kesepakatan besar. "Ini akan menjadi proyek kerja sama luar angkasa internasional terbesar bagi Tiongkok, jadi ini sangat signifikan," kata Lan.

Tiongkok cenderung terlambat dalam hal dunia eksplorasi ruang angkasa, tapi Desember lalu, wahana Chang'e-5 berhasil membawa kembali bebatuan dan tanah yang diambil dari Bulan. Pada saat itu, terlihat sebagai momentum unjuk gigi Tiongkok dalam peningkatan kemampuannya di bidang luar angkasa.

Russia, yang mempelopori eksplorasi luar angkasa, telah dikalahkan oleh Tiongkok dan Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir. Tahun lalu, Russia kehilangan monopoli dalam membawa astronot ke stasiun luar angkasa internasional setelah peluncuran SpaceX yang sukses.

Amerika Serikat mengumumkan rencana untuk kembali ke bulan pada 2024. Program yang disebut Artemis itu akan menampilkan seorang pria dan perempuan menginjakkan kaki di permukaan bulan, seperti yang terjadi pada saat pertama kali manusia ke Bulan sejak 1969. BBC/I-1

Baca Juga: