Dalam pernyataan gabungan, Tiongkok dan Mesir menyerukan gencatan senjata segera dan menyeluruh di Jalur Gaza.

KAIRO - Tiongkok dan Mesir dalam sebuah pernyataan gabungan kedua negara menyerukan gencatan senjata segera dan menyeluruh di Jalur Gaza.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Tiongkok, Wang Yi, mengadakan pembicaraan dengan Menlu Mesir, Sameh Shoukry, pada Minggu (14/1), di Kairo. Kedua belah pihak bertukar pandangan mengenai isu Palestina dan konflik Palestina-Israel, termasuk krisis di Gaza.

Dalam pernyataan gabungan mengenai isu Palestina, kedua belah pihak menyerukan diakhirinya semua tindakan kekerasan, pembunuhan, dan penyerangan terhadap warga sipil dan fasilitas sipil. Kedua belah pihak menolak dan mengecam segala bentuk pelanggaran hukum internasional, termasuk hukum kemanusiaan internasional dan hukum hak asasi manusia internasional.

Seperti dikutip dari Antara, kedua belah pihak menyatakan keprihatinan yang mendalam tentang situasi kemanusiaan yang memburuk di Jalur Gaza dan penderitaan yang sedang dialami penduduknya, serta menekankan perlunya bantuan kemanusiaan yang memadai, cepat, aman, serta berkelanjutan ke Jalur Gaza dengan akses yang tidak terkendala.

Kedua negara itu menyerukan kepada masyarakat internasional dan para donatur untuk memberikan segala bentuk dukungan kepada Otoritas Palestina guna membantu mereka sepenuhnya menjalankan tugas yang dipercayakan di seluruh wilayah Palestina yang diduduki.

Konflik Meluas

Mengikuti dengan cermat perkembangan situasi di Laut Merah, Tiongkok, dan Mesir menyatakan keprihatinannya atas meluasnya konflik di kawasan tersebut, dan menekankan bahwa komunitas internasional dan negara-negara regional harus bekerja sama untuk segera mengakhiri agresi terhadap Jalur Gaza.

Masyarakat internasional harus memikul tanggung jawabnya dan mulai mengimplementasikan visi solusi dua negara sesuai dengan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), guna menciptakan prospek politik bagi terwujudnya perdamaian antara Palestina dan Israel serta hidup berdampingan secara damai di antara kedua masyarakat, menurut pernyataan tersebut.

Tiongkok dan Mesir saling mengapresiasi upaya masing-masing dalam meredakan situasi di kawasan itu, meringankan dampak krisis kemanusiaan yang terjadi di Jalur Gaza saat ini, mengupayakan diakhirinya konflik di Gaza, serta mendukung hak-hak yang sah bagi rakyat Palestina.

Mereka sepakat untuk terus menjalin komunikasi dan koordinasi guna mencapai penyelesaian yang komprehensif, adil, dan berkelanjutan atas isu Palestina sesuai dengan norma-norma internasional yang berlaku.

Sementara itu, Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, menawarkan dukungannya untuk Lebanon guna memediasi negara tersebut dengan Israel, menurut pernyataan dari Kantor Perdana Menteri pada Senin (15/1).

Saat menelepon Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, Meloni mengemukakan tentang cara meningkatkan upaya mediasi yang sedang berlangsung antara Lebanon dan Israel, serta menggarisbawahi komitmen penuh Italia untuk bekerja dengan semua pemangku kepentingan yang terlibat.

"Perdana Menteri menegaskan kembali bahwa Italia sepenuhnya berkomitmen terhadap stabilitas Lebanon," kata kantornya dalam sebuah pernyataan.

Keduanya juga sepakat mengenai perlunya menghindari perluasan konflik di Gaza, di mana perang telah berlangsung selama lebih dari 100 hari.

"Kedua pemimpin juga sepakat untuk terus berkoordinasi (dalam pengambilan keputusan) terkait perkembangan krisis ini," katanya.

Kelompok Hizbullah Lebanon, pada Senin, terlibat baku tembak lintas batas dengan pasukan Israel, menjadi tanda terbaru meningkatnya eskalasi di sepanjang perbatasan antara Lebanon dan Israel.

Baca Juga: