HONG KONG - Para pelancong mulai mengalir melintasi penyeberangan darat dan laut dari Hong Kong ke Tiongkok daratan pada Minggu (8/1), saat Beijing membuka perbatasannya yang ditutup sejak awal pandemi Covid-19.
Mengutip The Straits Times, Minggu (8/1), Tiongkok daratan akhirnya membuka perbatasannya dengan Hong Kong dan mengakhiri persyaratan karantina bagi pelancong yang datang setelah tiga tahun.
Langkah tersebut membongkar pilarterakhir dari kebijakan nol-Covid yang telah melindungi rakyat Tiongkok dari virus tetapi juga memisahkan mereka dari seluruh dunia.
Pelonggaran selama sebulan terakhir di salah satu rezim Covid yang paling ketat di dunia ini dilakukan setelah aksi protes bersejarah terhadap kebijakan yang mencakup pengujian, pembatasan pergerakan, dan penguncian massal yang sangat merusak ekonomi negara itu.
"Saya sangat senang, sangat senang, sangat bersemangat.Saya sudah bertahun-tahun tidak bertemu orang tua saya," kata warga Hong Kong Teresa Chow saat dia dan puluhan pelancong lainnya bersiap menyeberang ke Tiongkok daratan dari pos pemeriksaan Lok Ma Chau Hong Kong pada Minggu pagi.
"Orang tua saya tidak dalam keadaan sehat, dan saya tidak bisa kembali menemui mereka bahkan ketika mereka menderita kanker usus besar, jadi saya sangat senang untuk kembali dan melihat mereka sekarang," katanya. Dia ingin pulang ke ke kampung halamannya di kota Ningbo, Tiongkok timur.
Investor berharap pembukaan kembali tersebut pada akhirnya akan menghidupkan kembali negara ekonomi senilai US$17 triliun yang mengalami pertumbuhan terendah dalam hampir setengah abad.
Tetapi pembalikan kebijakan yang tiba-tiba itu telah memicu gelombang besar infeksi yang membanjiri beberapa rumah sakit dan mengganggu bisnis.
Pembukaan perbatasan menyusul dimulainya "chun yun" atau mudik yang dilakukan rakyat Tiongkok pada Sabtu, periode 40 hari pertama perjalanan Tahun Baru Imlek.
Sebelum pandemi, chun yun adalah migrasi tahunan terbesar di dunia dari orang-orang yang kembali ke kampung halaman dan berlibur bersama keluarga.
Sekitar 2 miliar orang diperkirakan melakukan perjalanan musim ini, hampir dua kali lipat pergerakan tahun lalu dan pulih hingga 70 persen dari tingkat 2019, kata pemerintah.
Banyak orang Tionghoa juga diperkirakan akan mulai bepergian ke luar negeri, ke tempat wisata yang telah lama ditunggu-tunggu di negara-negara seperti Thailand dan Indonesia.
Namun, sejumlah negara khawatir dengan lonjakan Covid-19 di Tiongkok dan memberlakukan pembatasan pada pelancong dari negara tersebut.
Situasi perjalanan tidak akan segera kembali seperti saat sebelum pandemi karena faktor-faktor seperti kelangkaan penerbangan internasional, kata para analis.
Tiongkok pada Minggu juga kembali mengeluarkan paspor dan visa perjalanan untuk penduduk daratan, dan visa biasa serta izin tinggal untuk orang asing.
Beijing memiliki kuota jumlah orang yang dapat melakukan perjalanan antara Hong Kong dan Tiongkok setiap hari.
Video yang diunggah di media sosial Tiongkok menunjukkan para pekerja di bandara Pudong Shanghai semalaman menurunkan papan biru cerah yang menandai rute melalui terminal internasionalnya untuk menegakkan rezim yang mengharuskan pelancong dari luar negeri untuk dikarantina hingga delapan hari setelah kedatangan.
Video lain menunjukkan orang-orang berpelukan secara emosional saat bersatu kembali di gerbang bandara.
Di pos pemeriksaan Lok Ma Chau Hong Kong, seorang pengemudi yang hanya bermarga Yip, mengatakan dia termasuk di antara mereka yang tidak sabar untuk melakukan perjalanan ke daratan.
"Sudah tiga tahun, kita tidak punya waktu untuk menunda," katanya.