Pengabaian Tiongkok atas 23 pinjaman tanpa bunga ke negara-negara yang berada di benua Afrika bulan lalu hanya berjumlah 1,1% atau kurang dari pinjaman Tiongkok ke benua itu, sebuah penelitian menunjukkan pada hari Senin.

Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan pada Agustus bahwa pihaknya telah membatalkan 23 pinjaman ke 17 negara Afrika yang jatuh tempo pada 2021, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Pinjaman yang dibebaskan itu memiliki jangka waktu 10 hingga 30 tahun dan bernilai total hingga 610 juta dollar, para peneliti yang berasal dari Universitas Boston memperkirakan, menggunakan database pinjaman negara Tiongkok yang disusun oleh para peneliti.

Negara pimpinan Xi Jinping itu telah membebaskan beberapa pinjaman ke negara-negara Afrika sejak 2000 ketika membatalkan pinjaman yang dibuat pada 1980-an dan 1990-an, meskipun umumnya mengambil sikap yang lebih keras untuk merestrukturisasi pinjaman ke negara-negara berkembang di bawah Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) yang diluncurkan pada 2013, kata para analis.

Pemberi pinjaman milik negara Tiongkok berkomitmen untuk 53,8 miliar dolar pinjaman ke Afrika antara tahun 2000 dan 2012, menurut database Universitas Boston, yang melacak pinjaman yang dibuat sejak tahun 2000, sehingga pinjaman yang dibatalkan bulan lalu menyumbang sebagian kecil.

"Penyediaan dan pembatalan (pinjaman bebas bunga) adalah alat diplomatik dan simbolis yang penting dalam praktik pinjaman Tiongkok," kata laporan itu, oleh Jyhjong Hwang dan Oyintarelado Moses.

Mereka menambahkan bahwa pinjaman itu "lebih mirip dengan instrumen kebijakan luar negeri daripada instrumen keuangan yang berorientasi pada keuntungan".

Pinjaman tanpa bunga dari Tiongkok ke Afrika, yang sudah termasuk pendanaan untuk gedung-gedung pemerintah, stadion dan rumah sakit, biasanya diperlakukan seperti hibah, menurut para peneliti dan pejabat pemerintah Afrika.

Baca Juga: