Penjaga Pantai Tiongkok menyatakan telah memonitor misi pengiriman pasokan ulang Filipina ke Second Thomas Shoal di LTS untuk memastikan misi tersebut sesuai dengan perjanjian sementara.

BEIJING - Tiongkok pada Jumat (27/9) mengatakan bahwa mereka telah mengawasi sebuah kapal Filipina saat mengirimkan pasokan ke kapal yang sengaja dikandaskan di terumbu karang yang disengketakan di Laut Tiongkok Selatan (LTS) pada Kamis (26/9) setelah sebelumnya terjadi serangkaian ketegangan di wilayah perairan itu sepanjang tahun ini.

Saat ini Beijing mengklaim hampir semua jalur perairan yang penting secara ekonomi dan terus menekan klaimnya di sana meskipun pengadilan internasional memutuskan bahwa klaim mereka tersebut tidak memiliki dasar hukum.

Ketegangan antara Tiongkok dan Filipina telah berkobar dalam beberapa bulan terakhir selama serangkaian konfrontasi di perairan sekitar Second Thomas Shoal dan Sabina Shoal yang disengketakan.

Namun, pada bulan Juli, kedua belah pihak mengatakan mereka telah mencapai kesepakatan sementara mengenai misi pasokan ulang ke kapal Filipina, BRP Sierra Madre, yang sengaja dikandaskan di Second Thomas Shoal dengan satu garnisun tentara di dalamnya.

Penjaga Pantai Tiongkok mengatakan pada Jumat bahwa Manila telah melakukan misi pengiriman pasokan ulang yang sesuai dengan perjanjian sementara.

"Kapal sipil tersebut telah mengantarkan kebutuhan sehari-hari ke kapal perang yang sengaja dikandas secara ilegal di Ren'ai Reef (Second Thomas Shoal)," kata juru bicara Penjaga Pantai Tiongkok, Liu Dejun.

Liu lalu mengatakan bahwa Penjaga Pantai Tiongkok telah menanyai dan mengkonfirmasi (identitas) kapal Filipina dan mengawasi seluruh proses pengiriman pasokan.

"Diharapkan Filipina akan menepati janjinya, mencari jalan tengah dengan Tiongkok, dan bersama-sama mengendalikan situasi maritim," imbuh dia merujuk pada perjanjian sementara yang dicapai pada Juli lalu setelah kedua negara berulang kali bertikai di dekat Second Thomas Shoal.

Namun Filipina mengatakan kesepakatan tersebut dapat ditinjau kembali menyusul terjadinya gejolak lain baru-baru ini di tempat lain di LTS.

Kapal-kapal Tiongkok dan Filipina telah bertabrakan sedikitnya tiga kali baru-baru ini di dekat Sabina Shoal, yang terletak 140 kilometer dari Pulau Palawan di bagian barat Filipina dan 1.200 kilometer dari daratan utama terdekat Tiongkok di Pulau Hainan.

Kapal Filipina lainnya yaitu BRP Teresa Magbanua, sempat berlabuh di Sabina Shoal pada bulan April untuk menegaskan klaim Manila, tetapi kemudian meninggalkan daerah itu bulan ini.

Penjaga Pantai Tiongkok tidak menyebutkan Sabina Shoal dalam pernyataan pada hari Jumat lalu, tetapi mengatakan akan terus menegakkan perlindungan hak di sekitar Kepulauan Spratly, yang merupakan bagian dari terumbu karang tersebut.

Wanti-wanti

Sementara itu laman beritaChina Dailypada Jumat menulis bahwa Tiongkok telah peringatkan Filipina agar tidak melakukan salah perhitungan dan provokasi.

"Tiongkok mendesak pihak Filipina untuk tidak memiliki ilusi dan salah perhitungan serta berhenti melakukan provokasi yang berisiko dan sia-sia di LTS," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Tiongkok, Zhang Xiaogang, pada Kamis.

Pernyataan Zhang dilontarkan dalam sebuah konferensi pers di Beijing ketika menanggapi komentar dan tindakan terbaru beberapa politisi Filipina mengenai masalah LTS.

Menurut laporan media, pihak Penjaga Pantai Filipina mengatakan akan mengirim kapal lain ke Sabina Shoal setelah kapal BRP Teresa Magbanua meninggalkan wilayah tersebut pada pertengahan September.

Selain itu, Menteri Pertahanan Filipina dilaporkan mengklaim bahwa jika Tiongkok memindahkan kapal Filipina yang sengaja dikandaskan di Second Thomas Shoal di LTS, maka hal itu akan menjadi memicu perang.

Zhang lalu mengatakan bahwa menarik keluar kapal BRP Teresa Magbanua dari Second Thomas Shoal adalah satu-satunya jalan yang benar bagi pihak Filipina dan secara kondusif akan memulihkan perdamaian dan stabilitas di perairan terkait. "Kami akan mengambil tindakan tegas terhadap tindakan apapun yang melanggar kedaulatan teritorial dan hak serta kepentingan maritim Tiongkok," ucap Zhang.AFP/ST/ChinaDaily/I-1

Baca Juga: