RIYADH - Presiden Tiongkok, Xi Jinping, dan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed Bin Salman, di Riyadh, bertemu pada Kamis (8/12), dan menghasilkan sejumlah kesepakatan di berbagai bidang.

Media pemerintah Saudi melaporkan kesepakatan senilai sekitar 30 miliar dollar AS akan ditandatangani, karena Tiongkok berupaya menopang ekonominya yang terpukul oleh pandemi.

Sementara Saudi yang merupakan sekutu abadi AS, mendorong untuk mendiversifikasi aliansi ekonomi dan politik mereka.

Dikutip dari Agence France- Presse, Xi dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, penguasa de facto berusia 37 tahun dari negara pengekspor minyak terbesar di dunia itu, bertemu di Istana Yamamah, di Riyadh. "Mereka mengawasi penandatanganan perjanjian energi tentang hidrogen serta rencana untuk menyelaraskan agenda reformasi ekonomi Arab Saudi yang ambisius, Visi 2030, dengan Inisiatif Sabuk dan Jalan Tiongkok yang bernilai triliunan dollar," kata Saudi Press Agency (SPA).

SPA menjelaskan kesepakatan yang ditandatangani juga mencakup proyek petrokimia, pembangunan perumahan, dan pengajaran bahasa Tionghoa, meskipun tidak dirinci substansi atau nilai moneternya.

Seperti diketahui, Universitas Jeddah (UJ) telah memutuskan untuk mewajibkan mahasiswa tahun pertama untuk mendapat pendidikan bahasa tambahan, termasuk bahasa Tionghoa.

Kesepakatan Istimewa

Para pejabat telah memberikan sedikit detail tentang agenda Jumat, tetapi salah satu area fokus potensial adalah perjanjian perdagangan bebas Dewan Kerjasama Teluk- Tiongkok atau China-Gulf Cooperation Council (GCC) yang telah dibahas selama hampir dua dekade.

"Tiongkok ingin mengakhiri negosiasi yang panjang karena FTA dengan blok perdagangan utama adalah masalah prestise bagi Beijing," kata Robert Mogielnicki dari Arab Gulf States Institute di Washington.

"Ini tidak sesederhana negara-negara GCC, yang tampaknya lebih banyak berinvestasi dalam memajukan hubungan bilateral dan terlibat dalam berbagai tingkat persaingan ekonomi regional dengan negara-negara anggota tetangga mereka," terangnya.

Terobosan pada kesepakatan perdagangan dapat membantu Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar dunia dan ekonomi terbesar di Timur Tengah, mendiversifikasi ekonominya sejalan dengan agenda reformasi visi 2030 yang diperjuangkan oleh Pangeran Mohammed.

Sebelumnya, televisi pemerintah menunjukkan Xi disambut oleh Pangeran Mohammed dilanjutkan kedua pria itu berdiri berdampingan untuk mendengarkan lagu kebangsaan negara mereka.

Mereka kemudian mengobrol sambil berjalan ke istana, yang merupakan kediaman resmi raja dan singasana kerajaan.

Xi juga bertemu dengan ayah Pangeran Mohammed, Raja Salman, yang berusia 86 tahun, menandatangani perjanjian kemitraan strategis komprehensif yang pertama kali dicapai selama kunjungan terakhir Xi pada 2016.

Baca Juga: