BEIJING - Presiden Tiongkok, Xi Jinping, berjanji akan membuka industri jasa negara itu lebih luas untuk pemain atau investor asing. Pernyataan itu dia sampaikan dalam KTT Perdagangan Jasa Global pada Pameran Internasional Tiongkok 2020 untuk Perdagangan Jasa (CIFTIS), Jumat (4/9), yang dilakukan secara virtual untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19.

Xi tidak memberikan rincian dalam sambutannya, tetapi para pemimpin Tiongkok menekankan janji itu berkisar soal pengembangan pariwisata, ritel, dan layanan lainnya. Langkah ini adalah bagian dari kampanye untuk memelihara pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang didorong oleh belanja konsumen, bukan ekspor dan investasi.

"Tiongkok akan melonggarkan akses pasar untuk industri jasa, dan secara aktif memperluas impor layanan berkualitas tinggi," kata Xi.

Lewat layar, Xi tampil di hadapan para pebisnis Tiongkok dan beberapa undangan VIP asing yang mengenakan masker dan duduk dipisahkan dengan jarak yang lebar, di pusat konvensi, yang berdekatan dengan lokasi Olimpiade Musim Panas 2008, di Beijing. Sebagian besar peserta pameran dari luar negeri berpartisipasi melalui internet karena Beijing belum melonggarkan pembatasan yang melarang sebagian besar pengunjung asing.

Juni lalu pada ajang pameran daring tahunan, Pameran Impor dan Ekspor Kanton yang berorientasi pada produk ekspor dari Tiongkok selatan, berhasil menjadi acara penjualan terbesar di dunia.

Produsen Tiongkok adalah pesaing global yang fleksibel dan efisien, tetapi industri pariwisata, keuangan, perawatan kesehatan, dan layanan lainnya, masih tertinggal dengan pesaing mereka dari Barat. Selama dua dekade setelah Beijing bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), regulasi masih menjadi hambatan bagi bank asing dan penyedia layanan lain untuk bersaing di Tiongkok.

Perang Tarif

Pejabat Amerika Serikat (AS) yang mengobarkan perang tarif dengan Beijing menyebut dalam industri layanan AS mengalami surplus dengan Tiongkok, dan sektor tersebut sangat menjanjikan.

Penyelenggara pameran mengatakan 18 ribu perusahaan dan 100 ribu peserta perorangan dari 148 negara mendaftar dalam CIFTIS yang berlangsung hingga Rabu itu.

Tiongkok, negara tempat pandemi berawal pada Desember, adalah ekonomi pertama yang tutup, dan yang pertama berjuang untuk menghidupkannya kembali setelah Partai Komunis Tiongkok yang berkuasa mengumumkan kemenangan atas penyakit itu pada Maret lalu. Pabrik, menara perkantoran, dan pusat perbelanjaan telah dibuka kembali, tetapi pemeriksaan suhu terhadap pengunjung tempat-tempat umum di Beijing masih tetap dilakukan.

Tiongkok menjadi ekonomi pertama yang kembali tumbuh dengan ekspansi 3,2 persen dari tahun sebelumnya dalam tiga bulan yang berakhir pada Juni, rebound dari penurunan 6,8 persen pada kuartal sebelumnya. SB/Foxbusiness/P-4

Baca Juga: