JAKARTA - Dalam membangun kepercayaan dan loyalitas konsumen terhadap produk-produk yang ditawarkan label halal sangatlah dibutuhkan. Untuk itu, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) membantu para UMKM mitra binaan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) mendapatkan sertifikat halal dengan tujuan dapat meningkatkan produktifikas usaha yang mereka miliki.

Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Shelvy Arifin mengatakan ASDP berkomitmen mendukung UMKM yang berada di lingkungan kerja pelabuhan yang dikelola dapat meningkatkan kualitas produknya, termasuk mendorong agar bersertifikasi halal untuk bahan baku yang digunakan.

Produk yang bersetifikat halal tentunya memiliki daya saing tinggi, dan sebagai salah satu perhatian, ASDP menggelontorkan dana sebesar 271 juta rupiah melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) dengan menggelar Pelatihan dan Pengadaan Setifikasi Halal untuk Mitra Binaan ASDP.

"Program ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing dan kapasitas jual beli bagi para mitra binaan. Selain itu, dengan kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para mitra binaan, khususnya dalam penerapan sistem jaminan halal pada produk yang dihasilkan. Dengan adanya setifikat ini maka kita berharap ikut mendongkrak pendapatkan dari para UMKM mitra binaan dengan meningkatnya penjualan produk yang dihasilkan," kata Shelvy dalam keterangan tertulisnya, Minggu (31/7).

Sesuai arahan dari Kementerian BUMN, ASDP menjalankan kegiatan TJSL yang terbagi dalam 3 kategori. Pertama, bidang Pendidikan. Kedua bidang Lingkungan Hidup, dan yang terakhir adalah Pemberdayaan UMKM. Adapun kegiatan Pelatihan dan Pengadaan Setifikasi Halal di Labuan Bajo merupakan bagian dari kategori Pemberdayaan UMKM. Secara keseluruhan di Labuan Bajo ada 22 UMKN binaan, 10 di antara bergerak di bidang kuliner yang mendapatkan pelatihan kali ini.

Shelvy menjelaskan dalam program pemberdayaan UMKM yang berlangsung selama enam bulan akan dilakukan rangkaian kegiatan mulai dari Sosialisasi Serifikasi Halal, Pelatihan, Pendampingan Penyusunan Dokumen, Proses Audit Halal hingga mendapatkan Sertifikat Halal.

Ia menambahkan, dampak dari program sertifikasi halal ini diproyeksikan bisa membawa dampak senilai 398 juta rupiah.

"Pada program ini, ASDP akan membantu pembiayaan mulai dari awal pelatihan hingga mendapatkan Sertifikat Halal. Pihak UMKM diminta menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk legalitas dan bahan-bahan pembuatan kuliner yang akan diteliti oleh pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI). Targetnya, pada Oktober mendatang 10 UMKM mitra binaan tersebut akan mendapatkan sertifikat halal," katanya.

Salah UMKM satu mitra binaan dari Bajolayers, Waty (40 tahun) mengatakan sangat bersyukur bisa diikutsertakan pada program ini, sebab dengan memiliki sertifikat halal diharapkan akan meningkatkan omset dari usaha yang mereka jalani selama ini.

Waty mengakui dengan pelatihan yang telah didapatnya tersebut membuat pengalaman tersendiri bagi untuk lebih mengembangkan usahanya dibidang kuliner.

"Saat ini usaha yang saya pasarkan hanya melalui media sosial dan berdasarkan pesanan langsung pelanggan, di mana selama seminggu omset saya sekitar 3 juta. Saya berharap jika nanti sertifikat halal ini dikeluarkan, saya berencana membuka booth di pertokoan untuk memasarkan produk-produk kuliner sehingga akan lebih produktif yang pada akhirnya dapat meningkatkan omset jualan," katanya.

Waty mengatakan dengan ada pelatihan dapat mengetahui ternyata ada beberapa bahan dasar dari makanan yang tidak masuk dalam kategori halal. Dia langsung memperbaiki dan tidak menggunakan bahan tersebut dalam membuat aneka kue seperti kue basah, kue kering, bolu, lapis legit, bolu kukus, cakwe dan masih banyak lagi lainnya.

Baca Juga: