Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menjalin kerja sama denganNational Rice Research Institute(CNRRI), lembaga riset padi terbesar di Tiongkok, untuk meningkatkan produktivitas pertanian, demi memastikan ketersediaan pangan di tanah air.

"Adapun tujuan utama kerja sama ini adalah peningkatan produksi dan produktivitas, dengan memastikan peningkatan hasil panen melalui teknologi dan inovasi terbaru," kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Hangzhou, Tiongkok, Rabu, sebagaimana keterangan di Jakarta, Rabu.

Selain itu, Amran menyampaikan bahwa kerja sama tersebut juga untuk meningkatkan indeks pertanaman (IP) dengan memperbaiki pola tanam sehingga lebih efisien dan berkelanjutan.

"Selanjutnya tentang upaya penurunan biaya produksi untuk mengurangi biaya hingga 40-60 persen melalui teknologi alat dan mesin pertanian dan metode baru," kata Amran.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melakukan kunjungan kerja ke Tiongkok National Rice Research Institute (CNRRI), lembaga riset padi terbesar di Tiongkok yang berdiri sejak tahun 1981. Kunjungan ini menandai langkah awal kerja sama strategis dalam teknologi pertanian antara Indonesia dan Tiongkok.

Menurut Amran, CNRRI dikenal sebagai pusat riset terkemuka yang memainkan peran kunci dalam mengkoordinasikan program penelitian padi tingkat nasional dan global.

"Lembaga ini telah menghasilkan berbagai varietas padi unggul yang resisten terhadap hama dan penyakit, toleran terhadap cekaman lingkungan, dan menggunakan teknologi ramah lingkungan serta hemat biaya," ujar Amran.

Dalam beberapa dekade terakhir, lanjut Amran, CNRRI telah menciptakan terobosan penting, termasuk pengembangan varietas padi hibrida dengan produktivitas rata-rata mencapai 9,7 ton per hektare.

Selain itu, kata Amran, CNRRI juga memanfaatkan teknologi pertanian presisi seperti kecerdasan buatan (AI) dan sistem mekanisasi modern yang terintegrasi, yang sangat meningkatkan efisiensi pertanian.

"Kerja sama yang diinisiasi oleh Indonesia ini disambut baik oleh CNRRI dan difokuskan pada beberapa area penting, yakni peningkatan kualitas benih dengan mengembangkan benih yang lebih adaptif terhadap kondisi kekeringan," ungkap Amran.

Selanjutnya adalah teknologi pertanian modern dengan mengaplikasikan teknologi digital (AI) dan alat mesin pertanian modern seperti mesin pembibitan otomatis, transplanter, drone, combine harvester, dan RMU.

Mentan menambahkan bahwa kerja sama itu tidak hanya untuk menjamin kecukupan pangan di kedua negara, tetapi juga berpotensi memberikan kontribusi signifikan terhadap pasokan pangan global.

Dengan memadukan keahlian dan teknologi dari CNRRI, lanjut Amran mengatakan diharapkan Indonesia dapat meningkatkan ketahanan pangan dan mendukung pertanian yang berkelanjutan di masa depan.

"Kementerian Pertanian optimis bahwa inisiatif ini akan membuka jalan bagi inovasi baru dan meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia, serta memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Tiongkok dalam bidang pertanian," imbuh Amran.

Baca Juga: