Pemerintah memperkuat hilirisasi di dalam negeri agar ekspor yang dihasilkan lebih berkualitas.

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong produk ekspor bernilai tinggi seperti dari hasil hilirisasi nikel.

Adapun Kemenperin terus mendorong diversifikasi ekspor di tengah melambatnya ekonomi global.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan dalam meningkatkan diversifikasi produk ekspor, Kemenperin terus mendorong jenis produk ekspor yang dihasilkan dengan kompleksitas tinggi atau bernilai tambah tinggi seperti dari hasil hilirisasi nikel.

"Jenis produk baru yang diekspor dengan high complexity, sebagian besar berupa logam dasar hasil hilirisasi nikel seperti stainless steel ingot dan CRC, serta kendaraan roda dua.

Selainnya merupakan produk baru dengan low complexity seperti aluminium oksida, dan turunan CPO," papar Agus di Jakarta, Kamis (15/2).

Kemenperin, terang Agus, tetap memiliki komitmen serius menjalankan hilirisasi industri, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam di Indonesia agar menjadi produk-produk yang memiliki nilai jual yang tinggi, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun ekspor.

Hilirisasi industri ini sejalan dengan tekad pemerintah untuk melarang ekspor bahan mentah.

Ditegaskannya, hilirisasi industri menjadi kunci untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju, yang juga sejalan dengan Visi Indonesia Emas Tahun 2045.

Seperti diketahui, industri pengolahan nonmigas masih menjadi sektor unggulan dalam memberikan kontribusi terhadap capaian kinerja ekspor nasional.

Selama ini, sumbangsih pengapalan produk- produk manufaktur tetap menjadi yang tertinggi sehingga turut mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Industri manufaktur telah terbukti konsisten menjadi kontributor yang paling besar dalam memacu kinerja ekspor nasional.

Oleh karena itu, kami terus bertekad untuk meningkatkan nilai ekspor produk manufaktur, termasuk menambah diversifikasi produknya, yang tentunya mempunyai daya saing dan nilai tambah tinggi," kata Menperin.

Dia menjelaskan apabila capaian ekspor produk manufatur semakin meroket, akan memperkuat neraca perdagangan sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

"Maka itu perlu strategi yang adaptif, responsif, dan kolaboratif yang dilakukan secara terintegrasi.

Apalagi, untuk menggenjot ekspor ini, Bapak Presiden telah membentuk Satgas Peningkatan Ekspor," tuturnya.

Tugas satgas tersebut, tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2023 tentang Satuan Tugas Peningkatan Ekspor Nasional.

Satgas ini terdiri dari Tim Pengarah yang diketuai oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian, dan terdapat Tim Pelaksana.

Mengenai kinerja ekspor industri manufaktur nasional, Kemenperin mencatat, ekspor sektor manufaktur menembus 186,98 miliar dollar AS atau menyumbang 72,24 persen dari total nilai ekspor nasional sebesar 258,82 miliar dollar AS pada 2023.

"Di tengah kondisi dunia yang sedang tidak stabil, industri kita tetap agresif untuk memperluas pasar ekspornya.

Ini menandakan bahwa produk manufaktur kita telah berdaya saing sehingga diakui dunia," ungkap Agus.

Serap Pekerja

Dihubungi terpisah, Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Katolik Atmajaya Jakarta, YB Suhartoko, mendorong agar pemerintah memperkuat hilirisasi di dalam negeri agar ekspor yang dihasilkan lebih berkualitas.

"Di samping bisa bersaing di pasar global juga hilirisasi menambah serapan pekerja sehingga ikut menekan angka pengangguran dan kemiskinan," pungkas Suhartoko.

Baca Juga: