Seluruh aparatur negara, TNI, Polri, dokter, dan tenaga kesehatan akan bahu-membahu menanggulangi Covid-19.

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meningkatkan kapasitas rumah sakit dan fasilitas isolasi terpusat serta sediaan obat dan alat kesehatan untuk mengatasi kenaikan kasus Covid-19. Pemerintah akan mengerahkan seluruh sumber daya untuk mengatasi penularan Covid-19.

"Jajaran Kemenkes juga terus meningkatkan kapasitas rumah sakit, kapasitas fasilitas isolasi terpusat, penyediaan obat-obatan, alat kesehatan, hingga tangki oksigen," kata Presiden Jokowi dalam konferensi pers, di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (1/7).

Presiden Jokowi mengatakan seluruh aparatur negara, TNI, Polri, dokter, dan tenaga kesehatan akan bahu-membahu menanggulangi penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus korona tipe SARS-CoV-2 itu.

Langkah Lebih Tegas

Lonjakan kasus penularan Covid-19 yang antara lain terjadi akibat munculnya varian baru virus korona, kata Presiden, mengharuskan pemerintah mengambil langkah-langkah yang lebih tegas untuk membendung persebaran Covid-19.

"Pandemi Covid-19 dalam beberapa hari terakhir ini berkembang sangat cepat karena varian baru yang juga jadi persoalan serius di beberapa negara. Situasi ini mengharuskan kita mengambil langkah-langkah yang lebih tegas agar kita dapat bersama-sama membendung Covid-19," katanya.

Oleh karena itu, Presiden memutuskan untuk menjalankan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat mulai dari 3 sampai 20 Juli 2021 khusus di Pulau Jawa dan Bali.

"Setelah mendapat banyak masukan dari para menteri, para ahli kesehatan, dan juga para kepala daerah, saya memutuskan untuk memberlakukan PPKM Darurat sejak 3 Juli hingga 20 Juli 2021 khusus di Jawa dan Bali," kata Presiden.

Pembatasan aktivitas masyarakat semasa PPKM Darurat akan lebih ketat dibandingkan dengan pada masa penerapan PPKM sebelumnya.

Presiden Jokowi meminta masyarakat tetap tenang selama penerapan PPKM Darurat di Pulau Jawa dan Bali pada 3-20 Juli 2021. "Saya minta masyarakat tetap tenang dan waspada mematuhi ketentuan-ketentuan yang ada," ujar Presiden Jokowi.

Presiden meminta masyarakat tetap berdisiplin menjalankan protokol kesehatan dan mendukung kerja aparat pemerintah dan relawan dalam menangani pandemi Covid-19.

Dengan kerja sama yang baik seluruh pihak dan dengan rida Allah SWT, Presiden meyakini Indonesia bisa menekan penyebaran dan memulihkan kehidupan masyarakat secara cepat.

Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengatakan bahwa pemerintah Indonesia mendapat bantuan berupa hibah vaksin dan sumbangan dana untuk menyediakan vaksin Covid-19 dari pemerintah Jepang, Australia, dan Amerika Serikat (AS).

"Pemerintah mendapat bantuan 2,1 juta dosis vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca dari pemerintah Jepang. Itu hibah dan donasi dari Pemerintah Jepang dan bukan yang terakhir. Jadi mungkin akan ada yang lainnya." kata Menkes saat menyampaikan keterangan pers via daring di Jakarta, Kamis (1/7).

Menkes menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Australia yang menyumbangkan dana 77 juta dollar Australia untuk membeli vaksin Covid-19.

"Memang vaksinnya belum dapat karena mencarinya lewat COVAX. Jadi berhubung CEO COVAX itu orang Australia, kalau bisa vaksinnya cepat dan dapat mungkin bisa 10 juta (dosis) itu dari Australia," katanya.

Bantuan vaksin Covid-19 untuk Indonesia juga datang dari pemerintah AS. "Kita juga akan dapat dari AS atas bantuan Pak Menko (Menko Maritim dan Investasi Luhut B Pandjaitan), empat juta dosis (vaksin Covid-19) Moderna yang juga kita akan dapat dalam waktu singkat," kata Budi.

Menkes mengatakan bahwa sejauh ini sudah tersedia 43 juta dosis vaksin Covid-19 yang bisa diberikan kepada 30 juta orang. Pemerintah terus berupaya meningkatkan cakupan pelayanan vaksinasi Covid-19.

"Kita sudah tembus dua kali suntikan di atas satu juta. Sabtu kemarin (26/6)kita bisa mencapai 1,4 juta lebih dan di Rabu kemarin (30/6) kita sudah bisa mencapai satu juta lebih," kata Menkes.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan pihaknya membatasi waktu penyimpanan stok vaksin Covid-19 difasilitas dinas kesehatan maksimal selama sepuluh hari sebagai salah satu strategi mempercepat target penyuntikan dua juta dosis per hari.

"Dari hasil monitoring, kita bisa lihat ada yang stok vaksinnya disimpan sampai 49 hari. Ini tentunya sayang kalau vaksin yang ada sebenarnya sanggup mencukupi untuk kebutuhan setiap harinya," kata Siti Nadia dalam webinar "Strategi Mewujudkan 2 Juta Dosis Vaksinasi Covid-19" yang diselenggarakan Forum Aliniea secara virtual dan dipantau di Jakarta, Kamis.

Siti mengatakan strategi terbaik penyimpanan stok vaksin yang diizinkan Kemenkes berkisar antara tujuh hingga sepuluh hari, sehingga saat terjadi kekurangan stok bisa segera diisi ulang melalui pengajuan kepada pemerintah pusat.

Baca Juga: