JAKARTA - Perubahan drastis ekonomi dunia pasca pandemi Covid-19, membuat banyak negara membuat kebijakan baru yang menentukan masa depan pekerjaan. Di negara-negara Timur Tengah misalnya, seperti Arab Saudi telah memiliki rencana untuk membangun kota-kota baru yang membuka banyaknya peluang kerja di sektor rumah sakit dan pelayanan.
Dalam rangka menyambut banyaknya peluang kerja di luar negeri, Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (Apjati) dan Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) mengadakan acara diskusi panel. Tema yang diangkat adalah Sinergi Strategis antara Atnaker dan P3MI-Apjati: Meningkatkan Kualitas dan Daya Saing Tenaga Kerja Indonesia di Pasar Global.
Acara yang berlangsung di kantor pusat Binawan Group ini dihadiri oleh lebih dari 150 Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia dan 12 Atase Tenaga Kerja (Atnaker) yang akan bertugas ke luar negeri khususnya kawasan Asia-Pasifik dan kawasan Timur Tengah.
Dalam sambutannya saat pembukaan diskusi ini, Direktur Bina P2PMI Kementerian Tenaga Kerja RI, Rendra Setiawan menyampaikan, pada dasarnya Indonesia selalu tegas melindungi para pekerja migran Indonesia dengan tetap menghormati hukum yang ada di negara penempatan. Pemerintah selalu memfasilitasi dan menjamin perlindungan kepada setiap warga negara yang ingin bekerja di luar negeri.
"Untuk itu pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta sebagai agen dan mitra kami Apjati untuk menyiapkan calon-calon tenaga kerja terbaik dengan memberi pelatihan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing tenaga kerja Indonesia di pasar global," ujar dia di Jakarta pada hari Kamis (15/8).
Diskusi panel ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antara Atnaker dan Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI). Dalam diskusi ini banyak permasalahan yang disampaikan oleh P3MI, mulai dari proses penempatan tenaga kerja Indonesia yang harus melalui proses birokrasi yang rumit dan panjang sampai kesulitan pekerja migran Indonesia untuk bertemu Atnaker di negara penempatan.
Ketua Umum Apjati, Ayub Basalamah, mengungkapkan, banyak permasalahan yang dihadapi oleh pekerja migran Indonesia (PMI). Ia percaya bahwa melalui sinergi yang kuat antara pemerintah dan P3MI, dapat meningkatkan kualitas dan kesejahteraan tenaga kerja Indonesia di luar negeri.
"Acara ini merupakan bukti nyata komitmen kita bersama dalam mewujudkan tujuan ini," ungkapnya.
Salah satu P3MI yang menjadi tuan rumah acara diskusi panel ini, Binawan Group melalui CEO Binawan Group, Said Saleh Alwaini memaparkan, Indonesia saat ini tengah berada di fase Bonus Demografi. Dalam rangka memaksimalkan bonus tersebut, salah satu arah kebijakan yang diharapkan dari pemerintah adalah pendanaan dalam rangka memperkuat daya saing tenaga kerja Indonesia dalam memasuki pasar kerja global.
Diskusi ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi strategis bagi pemerintah dan P3MI untuk meningkatkan kualitas dan perlindungan tenaga kerja Indonesia, sekaligus memperkuat kerja sama antara berbagai pihak stakeholder terkait untuk mengubah kebijakan yang lebih memudahkan tenaga kerja Indonesia berkarier di luar negeri.