Letaknya tidak strategis dan tanahnya relatif kurang subur dengan curah hujan yang rendah. Namun di Pulau Timor, Portugis dan Belanda saling beradu, salah satunya alasannya demi menguasai perdagangan kayu cendana.
Timor Timur sekarang secara resmi dikenal sebagai Timor-Leste. Orang Timor Timur menyebut tanah mereka Timor Lorosae atau "tempat matahari terbit". Menurut legenda, Kepulauan Timor dulunya adalah buaya raksasa yang ditunggangi seorang anak laki-laki ke laut.
Menurut Cliff Morris dalam bukuTimor, Legends and Poems from the Land of the Sleeping Crocodile, orang Timor telah memiliki kontak dengan dunia luas selama berabad-abad. Kerajaan Belu (Tetun) memperluas kekuasaannya atas sebagian besar pulau, tetapi setelah orang Eropa tiba pengaruh kerajaan ini berkurang.
Orang Tiongkok adalah pengunjung tetap jauh sebelum orang Portugis tiba di Timor. Kalender lunar asli Timor mirip dengan Tiongkok, kuda poni Timor memiliki asal-usul Asia. Alat musiknya mencirikan Asia dalam desain dan suara. Dalam catatan itu disebutkan Liurai atau kepala suku di Besa Kama (Ibu Kota Belu Tua) membayar upeti tahunan ke Tiongkok sebelum Dominikan Portugis muncul pada 1566.
LamanFacts dan Details menulis bahwa daya tarik ke Timor adalah karena kayu cendananya. Kualitas kayu ini konon disebut yang terbaik di dunia. Pulau ini memang menjadi sumber utama kayu cendana selama berabad-abad sebelum keberadaannya sangat langka saat ini.
Sebelum Portugis bercokol selama bertahun-tahun, perdagangan dikuasai oleh orang Melayu, Makassar dan akhirnya orang Eropa. Pada abad 14, dokumen Tiongkok telah menyebut kayu cendana sebagai barang dagangan dalam sejarah Timor.
Cendana adalah pohon semak atau semak cemara berbutir halus dan aromatik yang ditemukan di India selatan, Indonesia, Malaysia, Australia, dan pulau-pulau tropis di Samudra Pasifik dan Hindia. Ada beberapa jenis kayu cendana. Cendana putih, pohon yang tingginya jarang melebihi 20 kaki dan berdiameter satu kaki, ditanam di perkebunan di India.
Kayu cendana dihargai oleh orang Tiongkok dan Asia lainnya untuk membuat kotak berukir dan bertatahkan permata, kipas angin, sisir dan tongkat jalan. Umat Buddha menggunakan bubuk cendana untuk membuat dupa yang dibakar di kuil keluarga dan altar kuil.
Orang Hindu mencampur kayu cendana denganvermilliondan menggunakannya untuk membuat tanda di dahi mereka. Putri India secara tradisional dikremasi di atas tumpukan kayu cendana. Sementara minyak yang diperoleh dari serpihan kayu cendana digunakan dalam parfum, kosmetik dan obat-obatan.
Hutan Alami
Timor memiliki hutan cendana alami yang tersisa di dunia. Kayu wangi ini untuk bahan sabun, parfum, minyak atsiri dibuat cendana. Saat ini, ada industri kecil kerajinan rumah di seluruh Timor Timur, memproduksi rosario Katolik, tasbih Muslim, kipas berukir rumit, antara lain barang-barang dari kayu cendana.
Sebelum kedatangan bangsa Eropa, Timor dihubungkan dalam jaringan perdagangan Tiongkok dan India melalui Pulau Jawa dan Sulawesi di Indonesia. Ketika bajak laut memaksa penduduk setempat menjadi budak, terutama yang berasal dari pesisir, namun petani yang tinggal di pedalaman relatif tidak tersentuh oleh dunia luar.
Andrea K Molnar dari Northern Illinois University menulis: "Catatan para penjelajah Eropa juga mencatat luasnya perdagangan. Menurut dokumen kontak Eropa awal, berbagai budaya Timor Timur diorganisasikan ke dalam kepala suku kecil. Ia menyebut Timor Lorosa'e bukanlah sebuah bangsa, tetapi terdiri dari banyak kelompok budaya yang berbeda dan banyak kepala suku yang berbeda,".
Kelompok-kelompok ini memiliki kedekatan dengan Kerajaan Wehali Timor (sekarang di Timor Indonesia) di mana pusat spiritual Pulau Laran, ibu kota Kerajaan Wehali, berada. Namun bukan berarti bahwa semua kelompok budaya yang berbeda di Timor Timur ini selalu memiliki hubungan yang harmonis.
Sejarah lisan yang dikumpulkan selama penelitian lapangan di Atsabe Kemak di Distrik Ermera menceritakan beberapa insiden permusuhan, perang, penaklukan dan perburuan kepala.
Konfrontasi kekerasan semacam itu muncul karena berbagai alasan termasuk mencari akses ke tanah pegunungan yang subur, sengketa batas tanah, perselisihan terkait pernikahan atau tentang membela kehormatan. hay/I-1
Belanda Tak Mampu Menguasai Timor Sepenuhnya
Orang Eropa yang datang ke Pulau Timor pertama kali adalah Portugis pada 1511 dan bertahan di sempat itu hingga 500 tahun. Sebelum memerintah, mereka mendirikan pos terdepan di sana terutama untuk memanen kayu cendana.
Andrea K Molnar dari Northern Illinois University menulis, "Sementara kepentingan Portugis di Timor terutama perdagangan kayu cendana pada awal abad ke-16, kehadiran mereka di pulau itu terutama melalui misionaris Katolik awal. Pada tahun 1515 beberapa imam Dominikan memperkenalkan Katolik Roma,".
Kedatangan biarawan Dominikan pada 1556 dilakukan oleh António Taveira, secara resmi menandai dimulainya upaya misionaris yang lebih luas. Upaya gereja terkonsentrasi di wilayah pesisir utara dan selatan selama akhir abad ke-16.
Portugis awalnya bukan tidak membuat pemerintahan kolonial namun hanya pos perdagangan atau garnisun militer yang ada di Pulau Timor. Menurut John G Taylor dalam bukunyaThe Price of Freedommengatakan, "Pada tahun 1566 Portugis memiliki basis di sebuah benteng yang dibangun oleh biarawan Dominikan di Pulau Solor Utara Timor. Dari pangkalan ini mereka memulai perjalanan tahunan pengumpulan kayu cendana ke Timor,".
Setelah benteng tersebut direbut Belanda pada 1613, Portugis memindahkan markasnya ke Larantuka di bagian timur Pulau Flores. Di sana Portugis tetap menguasai bentuk dan mengkonsolidasikan kekuasaan mereka melalui sebuah kelompok yang akan mendominasi pembangunan Timor pada abad ketujuh belas dan kedelapan belas.
Belanda menyebut kelompok Topasses sebuah komunitas keturunan tentara, pelaut, dan pedagang Portugis yang kawin campur dengan wanita pribumi di Pulau Solor merupakan musuh yang harus ditaklukkan. Dari Larantuka kelompok ini menguasai jaringan perdagangan antara Solor, Timor, dan Larantuka, termasuk perdagangan cendana yang menguntungkan.
Kekuasaan mereka dibantu oleh para biarawan Dominikan. Melalui proses perdagangan, Topasses mulai menetap di Pulau Timor secara bertahap dengan kehadiran yang terhormat pada tahun 1642. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, sampai saat ini ada beberapa misi yang tersebar di wilayah pesisir Timor.
Namun, pada pertengahan abad ke-17, Portugis menembus pulau itu dengan kekuatannya. Mula-mula mereka menguasai wilayah pesisir dan secara bertahap memperluas pengaruhnya ke pedalaman.
Apa yang dilakukan Portugis dengan memerangi suku-suku menghadapi perlawanan terbatas dari penduduk asli. Portugis dengan cepat menyerbu Kerajaan Wehali yang berada dalam wilayah Kabupaten Malaka di Timor Barat atau Indonesia. Kerajaan ini menjadi pusat agama dan politik di seluruh pulau. hay/I-1