TANGERANG - Untuk mencari indikasi kasus cacar monyet atau monkeypox (Mpox) setelah lima orang Tangerang Selatan mengalami gejala penyakit tersebut, maka diterjunkan tim medis. "Mereka diterjunkan untuk melakukan surveilans," tutur Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Darto, Kamis. "Jadi, sistemnya mencari kasus, bukan menunggu. Harapannya pencegahan bisa lebih maksimal," tandasnya.
Selain itu, Dinas Kesehatan juga melakukan sosialisasi lewat seluruh fasilitas kesehatan dan menyiapkan jejaring laboratorium serta skema penanganan jika ditemukan.
Yang terpenting juga memperkuat tim surveilans dan pencegahan penyakit menular agar ketika ditemukan kasus, bisa langsung ditangani. Darto menambahkan, Dinkes juga kembali menggaungkan secara maksimal antisipasi penyebaran penyakit cacar monyet tersebut. Upaya yang dilakukan adalah memberikan edukasi dan sosialisasi mengenai antisipasi penyakit cacar monyet melalui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Edukasi ditunjukkan kepada masyarakat melalui organisasi perangkat daerah (OPD), kelurahan, kecamatan, puskesmas, rumah sakit, dan seluruh fasilitas kesehatan lainnya. "Kami sosialisasikan terus menerus sejak awal Mpox ini muncul pada 2022. Namun, kali ini sosialisasi kembali digaungkan secara maksimal, mengingat kasus tersebut kembali bermunculan di sejumlah negara," jelas Darto.
Sementara itu, Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menemukan lima orang mengalami gejala cacar monyet. Penemuan kasus tersebut tercatat pada tanggal 23 Agustus.
Dua orang di antaranya terkonfirmasi positif. "Kondisi pasien sudah sembuh," ungkap Kepala Dinkes Tangsel Allin Hendalin Mahdaniar. Berdasarkan data yang terlaporkan ke Dinkes, kasus terbanyak terjadi pada kelompok laki-laki dengan usia 22-49 tahun
Pola Makan
Sementara itu, Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Tangerang menggandeng Dewan Pengurus Daerah Persatuan Ahli Gizi Indonesia Provinsi Banten memberikan edukasi kepada guru dan komite sekolah terkait penerapan pola makan sehat dan bergizi.
Kepala BKPSDM Kota Tangerang, Jatmiko, mengatakan edukasi dilakukan sebagai tindak lanjut dari evaluasi dalam pelaksanaan pembiasaan makan bergizi gratis (MBG) di Kota Tangerang. "Kita ingin para guru dan sekolah lainnya yang terlibat dalam pembiasaan makan bergizi gratis mengenal pola gizi seimbang yang diberikan kepada anak," jelas Jatmiko.
Dia menuturkan ini penting dilakukan dalam mendukung terciptanya generasi yang lebih sehat, cerdas, dan berdaya saing. Caranya, melalui pemberian akses makanan bergizi kepada anak-anak, khususnya lingkungan sekolah,
"Jadi, nantinya menu makanan yang diberikan bisa diinovasi agar anak tidak bosan. Namun, tetap mengacu pada pola gizi seimbang yang telah ditetapkan standarnya," ujarnya.
Penjabat Wali Kota Tangerang, Nurdin, menuturkan, program makan bergizi gratis bisa memperbaiki kebiasaan makan di rumah yang kurang baik seperti anak yang tidak suka sayuran.
"Ada siswa yang tidak suka makan sayur atau ayam. Hanya memilih makan tempe orek. Ini mencerminkan kebiasaan di rumah perlu diperbaiki secara perlahan melalui program ini," jelas Nurdin.
Kota Tangerang bersama Kota Cilegon dipilih sebagai lokus untuk proyek percontohan uji coba Program MBG Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Periode 2024-2029.
Pada 1 Agustus, Pemkot Tangerang bersama JW Movement menggelar simulasi uji coba kegiatan strategi dan mitigasi operasional Program MBG di lima sekolah. Sadarannya 3.125 siswa. Lalu, dilanjutkan uji coba 5-9 Agustus di 34 sekolah dengan sasaran 27.555 siswa. wid/Ant/G-1