Tim IAEA telah tiba di Zaporizhzhia sebelum mereka melanjutkan tugasnya untuk memeriksa kerusakan setelah terjadi baku tembak di dekat fasilitas PLTN, yang memicu kekhawatiran akan terjadinya bencana radiasi.

ZAPORIZHZHIA - Tim pemantau dari Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) pada Rabu (31/8) telah tiba di Kota Zaporizhzhia, Ukraina selatan. Mereka tiba di kota ini sebelum melakukan kunjungan ke lokasi fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terbesar di Eropa yang saat ini diduduki oleh pasukan Russia.

Sebelumnya reporter dari kantor beritaAFPmelaporkan bahwa sebuah konvoi yang membawa tim berjumlah 14 orang yang dipimpin langsung oleh kepala IAEA, Rafael Grossi, telah meninggalkan Kyiv pada pagi hari.

Situasi genting di PLTN Zaporizhzhia yang berada di garis depan pertempuran antara pasukan Russia dan Ukraina telah memicu kekhawatiran global. Wilayah sekitar PLTN itu dilaporkan telah ditembaki berulang kali dalam beberapa hari terakhir, dengan Ukraina pada Rabu menuduh pasukan Russia menyerang Energodar, sebuah kota dengan populasi sebelum perang sekitar 50.000 jiwa yang berada tak jauh dari PLTN.

Kedua belah pihak pun telah berulang kali saling menyalahkan atas serangan di wilayah tersebut.

"Tentara Russia menembaki Energodar," kata Evhen Yevtushenko, kepala administrasi militer Distrik Nikopol yang terletak di tepi utara Sungai Dnipro di seberang kota dan PLTN. "Provokasi ini berbahaya," tulis Yevtushenko di media sosial.

Menurut keterangan Wali Kota Dmytro Orlov di media sosial, salah satu peluru telah menghantam gedung dewan kota Energodar. Dalam tulisannya, Wali Kota Orlov, juga memposting gambar bangunan yang rusak dengan lubang di bagian samping dan puing-puing berserakan di tanah.

Berita serangan itu muncul setelah tim IAEA meninggalkan Kyiv menuju Kota Zaporizhzhia di Ukraina selatan. Dalam kondisi biasa, jarak Kyiv ke Zaporizhzhia bisa ditempuh dalam waktu 2 jam, namun perjalanan tim IAEA akan memakan waktu lebih lama karena mereka harus melalui daerah-daerah yang diduduki Russia.

Berdasarkan keterangan kepala IAEA, Rafael Grossi, ia bersama timnya berencana untuk tinggal selama beberapa hari di PLTN Zaporizhzhia.

PLTN itu sendiri telah diduduki oleh pasukan Russia sejak Maret dan Ukraina menuduh Russia mengerahkan ratusan tentara dan menyimpan amunisi di sana.

Kyiv bersikeras agar tim menempuh perjalanan ke PLTN melalui wilayah yang dikuasai Ukraina, yang berarti para inspektur itu harus melintasi garis depan dengan jaminan keamanan dari kedua belah pihak.

"Sayangnya, Russia tidak menghentikan provokasinya tepat ke arah yang harus ditempuh misi untuk mencapai PLTN itu," kata Presiden Volodymyr Zelenskyy pada Selasa (30/8) malam setelah ia bertemu dengan Grossi.

"Situasinya sangat mengancam," kata Zelenskyy seraya menuding bahwa Russia terusmelanjutkan aksi gempurannya dan menyerukan agar demiliterisasi total dan secepatnya diberlakukan di PLTN Zaporizhzhia.

Sementara itu di Moskwa, Kementerian Pertahanan Russia menuduh Kyiv telah melakukan provokasi lanjutan yang bertujuan mengganggu pekerjaan misi IAEA dengan mengatakan pihaknya telah menembaki daerah di sekitar PLTN pada Selasa dan serangan itu mengenai sebuah bangunan yang berisi kompleks pengolahan limbah radioaktif padat.

Serangan Balasan

Sementara itu, pertempuran sengit dilaporkan berkecamuk di dekat wilayah selatan Kherson di mana Ukraina memulai serangan balasan sejak awal pekan ini.Sebagian besar wilayah dan ibu kota provinsi dengan nama yang sama itu direbut oleh pasukan Russia pada awal invasi enam bulan lalu.

Dengan pertempuran di wilayah Donbas timur sebagian besar terhenti, para analis mengatakan selama beberapa pekan pertempuran kemungkinan akan bergeser ke selatan sebelum musim dingin tiba.

"Pertempuran berlanjut sepanjang malam di Kherson dan satu orang telah tewas dan dua terluka dalam sebuah pemboman semalam di wilayah Mykolaiv," lapor kantor kepresidenan di Kyiv.

Namun Kementerian Pertahanan Russia mengatakan upaya Kyiv untuk melakukan serangan balasannya telah gagal dan pasukan Ukraina menderita kerugian yang signifikan dan berhasil dipukul mundur oleh pasukan Russia.AFP/I-1

Baca Juga: