HONG KONG-TikTok segera keluar dari Hong Kong dalam beberapa hari ke depan. Ini menyusul langkah Tiongkok yang memberlakukan Undang-Udang Keamanan Nasional baru di Hong Kong.

"Mengingat peristiwa baru-baru ini, kami telah memutuskan untuk meghentikan operasi aplikasi TikTok di Hong Kong," ungkap juru bicara TikTok, Selasa (7/7).

Langkah berani TikTok ini merupakan respons dari keputusan Facebook, Twitter, dan Google yang akan berhenti memproses permintaan data dari pemerintah Hong Kong. Masalah keamanan data memang sudah cukup lama menyerang TikTok. Perusahan aplikasi hiburan ini sudah berulang kali menyangkal tuduhan pencurian data.

Secara tegas, TikTok mengatakan perusahaannya tidak akan mematuhi permintaan dari pemerintah Tiongkok untuk menyensor konten, apalagi sampai mengakses data pengguna.

Meski angkat kaki dari Hong Kong, sebenarnya tidak terlalu merugikan TikTok dari segi bisnis. Bekas koloni Inggris ini termasuk pasar yang kecil bagi mereka. Pada Juni lalu, TikTok melaporkan hanya menarik 150.000 pengguna di Hong Kong. Secara global, TikTok sudah diunduh lebih dari dua miliar kali lewat toko aplikasi Play Store (Google) maupun AppStore (Apple).

Di Tiongkok, TikTok sebenarnya tidak tersedia. Sebagai gantinya, ByteDance menyediakan aplikasi serupa dengan nama Douyin. Pembedaan nama itu memang sengaja pengembang TikTok lakukan sebagai strategi pemasaran yang lebih luas secara global.

Dilarang AS

Di tempat terpisah, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan melarang aplikasi buatan Tingkok, termasuk TikTok, di negaranya. Rencana ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dengan Tiongkok. Ketegangan antara AS dan Tiongkok kini kian melebar ke berbagai aspek, termasuk keamanan nasional, perdagangan, dan teknologi.

Pompeo mengatakan AS menganggap pemblokiran tersebut sebagai hal yang serius. Ia beralasan rencana pemblokiran aplikasi buatan Tiongkok itu terkait dengan aspek keamanan data pengguna.

"Sehubungan dengan adanya aplikasi Tiongkok di ponsel orang, saya dapat meyakinkan Anda bahwa Amerika Serikat akan melarang aplikasi yang satu ini juga" kata Pompeo kepada Fox New, Senin (6/7) waktu setempat.

Sementara itu, Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, mengatakan UU Keamanan Nasional bertujuan mengembalikan stabilitas Hong Kong. Dia berjanji akan mengimplementasikan UU tersebut dengan penuh semangat sekaligus memberikan jaminan dan peringatan kepada 7,5 juta penduduk Hong Kong.

"Saya memperingatkan kepada orang-orang radikal untuk tidak coba-coba melanggar hukum ini karena konsekuensi hukumnya sangat serius," kata Lam. n foxnews/SB/AFP/P-4

Baca Juga: