Harga tiket diusulkan DTKJ berdasarkan hasil studi dan analisa DTKJ tentang kesanggupan membayar oleh warga Jakarta.

JAKARTA - Direktur LRT Jakarta Allan Tandiono mengungkapkan sudah ada usulan harga tiket LRT oleh Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) yaitu sebesar 10.800 rupiah.

"Sebenarnya sudah ada usulan dari DTKJ, sesuai pergub penugasan DTKJ harus menetapkan tarif. Jadi usulannya itu 10.800 rupiah untuk kereta LRT yang terintegrasi dengan Transjakarta," kata Allan di Stasiun Velodrome Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (13/9)

Rencananya, LRT tersebut akan terintegrasi dengan transjakarta. Oleh karenanya, pengguna yang telah menaiki LRT dan selanjutnya akan menaiki transjakarta tanpa perlu membayar 2 kali. Menurut Allan, usulan harga tiket ini diusulkan DTKJ berdasarkan hasil studi dan analisa DTKJ tentang kesanggupan membayar (willingness to pay) oleh warga Jakarta.

Meski demikian, besaran tarif tersebut barulah usulan dari DTKJ. Selanjutnya pertimbangan ketetapan tarif dikembalikan kepada Pemprov dan DPRD DKI. "Tapi itu baru usulan ya, yang nantinya akan di pertimbangkan lagi oleh Gubernur dan DPRD hingga menghasilkan keputusan harga tiket," ujar Allan.

Proyek LRT dibangun oleh PT Jakarta Propertindo terbentang sepanjang 5,8 kilometer dari Velodrome hingga Kelapa Gading di Jakarta Utara.

Sebelumnya,. LRT di Stasiun Velodrome Rawamangun rencananya akan dioperasikan awal tahun 2019.

"Barusan tadi kita mencoba LRT Jakarta, dan berharap nanti seluruh proses konstruksinya sesuai jadwal dan seperti biasa kriteria utama setiap membangun sesuatu adalah 'on schedule'(sesuai jadwal), 'on budget'(sesuai anggaran),'on quality '(mutunya terjamin). Mudah - mudahan semuanya bisa tercapai," kata Gubernur.

Gubernur bersama masyarakat mencoba uji coba LRT secara terbatas dari Peninjauan tersebut dimulai dari stasiun Velodrome hingga Stasiun Kelapa Gading Mall, Jakarta Utara.

Dalam peninjauannya, Anies menekankan pentingnya pembangunan transportasi LRT Jakarta yang terintegrasi dengan seluruh proses konstruksi pembangunan moda transportasi yang ada di DKI Jakarta.

"Pembangunan transportasi semacam ini harus benar-benar terintegrasi dengan semua konstruksi yang sedang berjalan di Jakarta. Jadi, kita harus memastikan pembangunan ini tidak menimbulkan masalah di kemudian hari, perlu duduk bersama semuanya lalu diputuskan sama-sama," kata Gubernur.

Ia melanjutkan "Jadi dari stasiun velodrome ini nanti kita akan pastikan tersambung dengan BRT yang lokasinya tidak jauh dari sini. Dengan begitu, warga Jakarta yang gunakan kendaraan umum bisa berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain".

Selain itu, juga menekankan agar setiap moda transportasi yang dibangun, baik LRT, MRT, maupun BRT, mampu memunculkan interaksi antar warga.

Dan ini dari awal kita sampaikan bahwa alat transportasi lebih dari sekedar memindahkan badan atau penduduk, tapi ini adalah alat interaksi antar warga. Karena itu LRT, MRT, BRT rancangannya, termasuk stasiunnya, haltenya, itu harus memungkinkan munculnya interaksi antarwarga, katanya.

Dalam kesempatan ini, Anies meninjau pelaksanaan uji operasi LRT Jakarta, sebelum selesainya masa uji moda transportasi tersebut pada 14 September tahun ini.

"Setelah uji coba terbatas LRT tahap I berakhir pada 14 September, kami mengagendakan evaluasi dan fokus untuk kemajuan selanjutnya," ujar Direktur Utama PT LRT Jakarta Allan Tandiono, di Jakarta, Rabu.

Sejak terbitnya surat prinsip pelaksaan uji operasi terbatas LRT Jakarta dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta, ini untuk pertama kalinya Anies mencoba moda transportasi proyek PT Jakarta Propertindo (Jakpro) tersebut.

LRT Jakarta telah mengantongi surat prinsip tidak keberatan atas uji operasi terbatas dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang mengacu pada beberapa hal, salah satunya adalah Surat Rekomendasi Teknis Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI tentang rekomendasi keselamatan untuk pelaksanaan uji operasi LRT Jakarta pada 28 Agustus lalu.

emh/P-5

Baca Juga: