Sektor industri dasar, pertanian, dan aneka industri merupakan sektor saham yang paling terdampak wabah virus Covid-19.

JAKARTA - Harga saham sektor industri dasar, pertanian, dan aneka industri mengalami pelemahan paling dalam di antara sektor lain di Bursa Efek Indonesia (BEI). Secara year to date (ytd), sektor industri dasar turun 46,87 persen, pertanian turun 44,48 persen, dan aneka industri turun 41,25 persen. Ruang penurunan pun masih terbuka bagi tiga sektor tersebut disebabkan sentimen negatif dari wabah virus korona terus merebak.

Kepala Riset Equator Swarna Sekuritas, David Nathanael Sutyanto, mengatakan sektor industri dasar, pertanian, dan aneka industri merupakan sektor yang paling terdampak wabah virus Covid-19 dibandingkan sektor jasa dan lainnya. Sebab, sejumlah emiten yang berada di dalam sektor itu mengalami penurunan produksi menyusul berkurangnya permintaan akibat pembatasan ekspor-impor. "Sektor industri paling terkena karena paling susah untuk disesuaikan (adjustable), sedangkan sektor jasa lebih mudah," ungkapnya saat dihubungi, Kamis (19/3).

Menurut David, sentimen negatif virus korona telah menyebar ke semua sektor sehingga menimbulkan krisis ekonomi. Namun, krisis tahun ini lebih rumit ketimbang tahun-tahun sebelumnya, seperti krisis moneter tahun 1998 dan krisis utang 2008. "Krisis tahun ini bukan saja dipengaruhi efek perang dagang AS-Tiongkok, tapi diperberat dengan merebaknya wabah penyakit menular Covid-19 yang mematikan di seluruh dunia," ujarnya.

Bahkan, wabah Covid-19 telah membuat sejumlah negara menutup wilayah (lockdown) sehingga kegiatan ekonomi berkurang dan pekerjaan dilakukan dari rumah masing-masing. "Korona membuat aktivitas ekonomi setop. Kita kerja saja sekarang dari rumah. Padahal, ada beberapa pekerjaan lain yang tidak bisa dari rumah, seperti ojek, warung, dan lainnya," ujar dia.

David memprediksi krisis akibat Covid-19 memakan waktu cukup lama sehingga akan terus menekan kegiatan ekonomi, lebih khusus lagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI. "Harga saham masih bisa turun lagi. Jadi, saat ini agak sulit memberikan saran untuk beli saham," katanya.

Harga CPO

Dihubungi terpisah, Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, menuturkan pelemahan tiga saham sektoral disebabkan pasokan bahan baku dan mesin impor menurun setelah adanya wabah virus korona. Ditambah lagi, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sehingga menurunkan permintaan. "Penurunan distribusi dan logistik telah mengganggu kegiatan ekonomi. Proses produksi menjadi tidak normal dan harga komoditas menjadi tertekan," jelas dia.

Hans melanjutkan semua sektor terkena imbas virus korona. Apalagi, sektor transportasi dan pariwisata yang harusnya paling besar penurunannya. "Jadi, kuartal pertama 2020 ini cukup besar turunnya, tapi di seluruh dunia juga begitu, turun semua," kata dia.

Akan tetapi, kebijakan Malaysia menutup wilayah atau lockdown berpotesi menaikkan harga Crude Palme Oil (CPO). "Potensi naik harga CPO karena gangguan pasokan," ujarnya.

Kemarin, BEI kembali menginformasikan melakukan pembekuan sementara perdagangan (trading halt) pada pukul 09:37:18 waktu JATS karena dipicu penurunan IHSG mencapai 5 persen. Hal ini dilakukan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor: Kep-00024/BEI/03-2020 tanggal 10 Maret 2020 perihal Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat. Perdagangan akan dilanjutkan pukul 10:07:18 waktu JATS tanpa ada perubahan jadwal perdagangan.

yni/AR-2

Baca Juga: