JAKARTA - Untuk mendukung komitmen Indonesia dalam penanganan perubahan iklim yang disampaikan Presiden Joko Widodo pada World Leader Summit COP26 di Glasgow, Skotlandia belum lama ini, tiga pembangkit tenaga biogas milik PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V) sebagai anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) diresmikan.

Wakil Menteri I BUMN, Pahala Nugraha Mansury mengatakan bahwa PTPN V sebagai anak perusahaan yang memiliki pertumbuhan kinerja dan produksi tinggi di lingkungan Holding Perkebunan Nusantara, perusahaan plat merah yang beroperasi di Bumi Lancang Kuning, Provinsi Riau ini juga terus mewujudkan transformasi dan inovasi, salah satunya melalui pembangunan ketiga pembangkit tenaga biogas tersebut.

"Dengan diresmikannya ketiga pembangkit tenaga biogas, PTPN V sendiri tercatat sebagai perusahaan perkebunan milik negara terbesar yang mengelola pembangkit biogas di lingkungan PTPN Group, dengan memanfaatkan gas metana dari limbah cair kelapa sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME)," kata Pahala dalam siaran persnya, Rabu (1/12).

Dia menambahkan keberadaan pembangkit tenaga biogas ini, sejalan dengan komitmen Indonesia dalam melaksanakan dekarbonisasi menuju Indonesia Net Zero Emissions pada 2060. Dan diakuinya bahwa ini memang tidak mudah, tapi pihaknya akan terus berupaya.

"PTPN Group sudah berkomitmen untuk mengurangi emisi 29 persen pada 2030, termasuk mengubah energi yang digunakan. Hari ini yang kita saksikan dimana biogas mengganti energi yang digunakan selama ini. Terima kasih kepada BRIN yang aktif mewujudkan dekarbonisasi bersama PTPN," katanya.

Ketiga pembangkit tenaga biogas yang diresmikan tersebut adalah PTBg Sungai Pagar dan PTBg Sei Tapung yang berlokasi di Kabupaten Kampar serta PTBg Lubuk Dalam di Kabupaten Siak, Riau. Saat ini PTPN telah dan segera memiliki Biogas Plant sejumlah 10 unit terdiri dari : 2 Unit PLTBG @1MW di PKS PTPN2, 1 Unit PLTBG di Sei Mangkei (2 MW) sudah dipakai , 1 Unit PLTBG di Hapesong (1MW), 1 unit PLTBG di Pasir Mandoge (2 MW), 2 unit dekarbonisasi PLTBg di PTPN V yaitu PKS Tandun dan di PKS Terantam, 3 unit Biogas Cofiring terdiri dari 1 unit di PKS Sei Pagar sebagai hasil kerja sama dengan BPPT/BRIN, dan 2 unit lainnya di PKS Lubuk Dalam dan PKS Sei Tapung, PLTS 2 MW di Sei Mangke sudah beroperasi.

Sementara itu, Direktur Utama PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani mengatakan bahwa pembangkit tenaga biogas yang terpasang di PKS Sei Pagar PTPN V ini merupakan model yang efesien karena memanfaatkan reaktor. Keberadaan pembangkit tenaga biogas ini, selain memberikan dampak efesiensi bagi perusahaan, juga memberikan keuntungan insentif harga produk premium.

"Tahun ini kita dapat insentif dari sertifikasi ISCC hampir Rp150 miliar, dimana Rp40 miliar nya berasal dari PTPN V. Keberadaan PTBg PTPN V yang sebagian hasilkan listrik dan sebagian lain menghasilkan gas untuk bahan bakar boiler sangat bermanfaat. Program ini akan senantiasa kita teruskan," katanya.

Ghani pun memaparkan sebelum adanya Biogas Cofiring, PKS Sei Pagar menghasilkan emisi CH4 sekitar 809 ton/tahun atau setara emisi karbon kurang lebih 17.000 ton CO2 eq per tahun, dengan dioperasikan Cofiring Biogas, maka emisi tersebut menjadi nol.

"Saat ini PTPN telah memiliki Biogas Plant sejumlah 10 unit dan akan terus dibangun sesuai total PKS di PTPN sebanyak 75 unit selambatnya pada 2050 melalui dana sendiri ataupun kerjasama dengan pihak lain," tutupnya.

Baca Juga: