Tiga menteri luar negeri dari Indonesia, Thailand, dan Myanmar, telah melakukan perundingan di Bangkok pada Rabu (24/2). Perundingan trilateral itu untuk merundingkan krisis politik di Myanmar.

BANGKOK - Menteri Luar Negeri Junta Myanmar pada Rabu (24/2) melakukan kunjungan ke Bangkok untuk berunding dengan rekannya dari Indonesia dan Thailand yang berupaya memediasi upaya untuk mengakhiri krisis politik yang terjadi pascakudeta 3 pekan lalu.

Perundingan antara Menlu Wunna Maung Lwin dengan Menlu Don Pramudwinai dari Thailand dan Menlu Indonesia, Retno Marsudi, itu merupakan pertemuan tatap muka resmi pertama antara anggota senior junta dengan pemerintahan asing.

Junta dicecar kecaman secara internasional setelah menyingkirkan dan memenjarakan pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi, dalam kudeta militer pada 1 Februari lalu. Kudeta dan penahanan Suu Kyi itu kemudian memicu terjadinya gelombang protes besar-besaran warga Myanmar hingga saat ini.

"Memang benar telah terjadi pertemuan trilateral antara tiga menlu di Thailand. Kami tak merencanakannya, tapi benar terjadi pertemuan itu," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Tanee Sanrat, saat menjawab pertanyaan awak media.

Narasumber pemerintahan Thailand lainnya menegaskan memang ada pertemuan tiga pihak antara menteri dari Indonesia, Thailand, dan Myanmar, dan pertemuan itu digagas oleh Thailand.

Hingga berita ini ditulis, belum ada informasi yang dirilis terkait isi dari perundingan itu.

Sementara itu Perdana Menteri Thailand, Prayut Chan-Ocha, hanya mengatakan bahwa isi dari perundingan itu sedang dibahas di kementerian luar negeri dan ia menyatakan bahwa baik Indonesia dan Thailand adalah dua negara Asean yang saling bersahabat dengan Myanmar.

KBRI Diprotes

Sementara itu pada Rabu pagi dilaporkan ratusan orang pengunjuk rasa kembali berkumpul di luar kantor Kedutaan Besar Indonesia di Yangon. Mereka sudah berkumpul di luar kedubes selama dua hari berturut-turut dan mereka kembali menyuarakan kemarahan karena Indonesia mau bernegosiasi dengan pemerintah junta sambil membawa poster bertuliskan "Hentikan negosiasi dengan mereka (junta)" dan "Indonesia jangan sokong diktator".

"Junta bukan pemerintahan resmi bangsa kami," ucap seorang demonstran bernama Seinn Lae Maung. "Tolong hormati pilihan kami dan dengarkan suara kami," imbuh dia.

Sejak kudeta 1 Februari lalu, terjadi kemarahan dan pembangkangan di Myanmar dari ratusan ribu pengunjuk rasa di seluruh negeri itu yang menuntut pembebasan Suu Kyi. Junta selama ini berkilah mereka melakukan kudeta setelah menuding terdapat kecurangan dalam pemilu yang digelar November lalu dimana partai yang didirikan Suu Kyi menang mutlak.

Sejak menggulingkan pemerintahan, junta memerintahkan dihentikannya akses internet setiap malam dan menahan ratusan pengunjuk rasa, sementara pasukan keamanan terus melakukan penekanan untuk meredam aksi demonstrasi. AFP/I-1

Baca Juga: