Presiden Lithuania Gitanas Nauseda mengumumkan bahwa negara Baltik telah sepenuhnya mengakhiri impor gas dari Rusia di tengah invasi Rusia ke Ukraina.

"Mulai bulan ini - tidak ada lagi gas Rusia di Lithuania," tulis Gitanas Nauseda di Twitter.

Keputusan Nauseda ini sekaligus menjadikan Lithuania sebagai negara Eropa pertama yang mengakhiri impor gas dari Rusia.

"Bertahun-tahun yang lalu negara saya membuat keputusan bahwa hari ini memungkinkan kita tanpa rasa sakit untuk memutuskan ikatan energi dengan agresor. Jika kita bisa melakukannya, seluruh Eropa juga bisa melakukannya!" ujar Nauseda.

Menteri Energi Dainius Kreivys juga mendukung pengumuman presiden tersebut.

"Kami adalah negara Uni Eropa pertama di antara negara pemasok Gazprom yang memperoleh kemerdekaan dari pasokan gas Rusia, dan ini adalah hasil dari kebijakan energi yang koheren selama bertahun-tahun dan keputusan infrastruktur yang tepat waktu," tulis Kreivys di Twitter.

Kreivys juga mengatakan pemutusan impor ini merupakan hasil dari strategi kemandirian energi Lithuania yang telah diluncurkan sejak 2009 silam.

"Strategi kemandirian energi yang diluncurkan pada 2009 telah mencapai salah satu tahap terakhirnya hari ini - tidak ada satu pun molekul gas Rusia yang akan memasuki sistem gas (Lithuania)," ujarnya.

Kementerian Energi mengatakan langkah ini juga menjadi tanggapan atas kebijakan pembayaran gas Rusia menggunakan Rubel yang kemudian disebut sebagai pemerasan oleh pihak Eropa.

"Mencari kemandirian energi penuh dari gas Rusia, sebagai tanggapan atas pemerasan energi Rusia di Eropa dan perang di Ukraina, Lituania telah sepenuhnya meninggalkan gas Rusia: Sistem transmisi gas Lituania telah beroperasi tanpa impor gas Rusia sejak awal bulan ini, tambah Kreivys.

Kebutuhan gas alam cair (LNG) Lithuania nantinya akan dipenuhi sepenuhnya oleh terminal LNG Klaip?da.

"Kebutuhan gas (Lithuania) akan dipenuhi sepenuhnya oleh terminal LNG Klaip?da. Lithuania tidak akan membeli gas apapun dari negara agresor," tutup Kreivys.

Negara-negara UE kini juga sedang mencari sumber pasokan energi alternatif dan mengadakan pembicaraan dengan Polandia, Finlandia, dan negara-negara Teluk untuk memenuhi kebutuhan mereka akan permintaan minyak dan gas.

Baca Juga: