Amerika Serikat melaporkan Rusia telah menerjunkan hampir seluruh kekuatan tempurnya di sepanjang perbatasan ke Ukraina untuk melancarkan invasi.

Sementara, Kementerian Pertahanan Amerika Serikat menduga pasukan Rusia yang dikerahkan ke perbatasan sekitar 150 ribu tentara.

"(Presiden Rusia Vladimir Putin) mengerahkan hampir semua kekuatan tempur massal yang sudah dikerahkan di Ukraina," ujar Juru Bicara Menteri Pertahanan AS, John Kirby, yang dikutip dari AFP, Selasa (3/8).

Berawal dari hari pertama menyerang, Rusia terus menggempur Ukraina. Namun Pentagon menyebutkan Moskow tak banyak membuat pergerakan yang signifikan.

"(Rusia) benar-benar belum membuat kemajuan yang berarti dalam beberapa hari terakhir," kata Kirby.

Kejadian tersebut karena perlawanan yang sengit dan gigih dari Ukraina sehingga Rusia tampak kewalahan.

"Kami percaya mereka mengalami masalah moral, mengalami masalah pasokan, masalah bahan bakar, mengalami masalah makanan," ujar dia.

Dengan demikian, Pentagon memberikan peringatan serangan Rusia terhadap warga sipil meningkat. Untuk itu, mereka menuding Moskow merekrut warga asing untuk membantu perang, terutama dari Suriah.

"Intinya adalah, lebih banyak warga sipil terbunuh dan terluka," ucap Kirby.

Dirinya kemudian berkata, "Dan Putin masih punya pilihan di sini: Tidak untuk meningkatkan (serangan) tetapi untuk menemukan jalur diplomatik ke depan dan mengakhiri invasi."

Diketahui, Amerika Serikat juga mengerahkan pasukan tambahan ke sejumlah lokasi di Eropa, khususnya sayap timur Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

"Personel tambahan ini ditempatkan untuk merespons keamanan lingkungan yang saat ini disebabkan invasi Rusia ke Ukraina. Dan, tentu saja untuk membantu memperkuat dan meningkatkan kemampuan pencegahan dan pertahanan aliansi NATO," lanjut Kirby.

Dalam pengerahannya, Amerika Serikat telah menurunkan 12.000 tentara tambahan ke Eropa sejak Februari lalu. Namun, Washington menekankan pihaknya tak akan terlibat konflik dengan pasukan Rusia di Ukraina.

Ukraina juga terus meminta bantuan nyata dari komunitas internasional untuk membantu memperkuat pertahanan menghadapi serangan Rusia. Sejauh ini sudah ada belasan negara yang dilaporkan mengirim senjata ke negara Eropa Timur itu.

Baca Juga: