Pasukan luar angkasa AS membuat gebrakan baru, Space Force sangat tertarik dalam membuat metaverse sendiri, ruang virtual yang membuat orang seperti beraktivitas di dunia nyata. Dalam sebuah metaverse akan memungkinkan tentara Space Force pergi ke luar angkasa secara virtual karena tidak bisa dilakukan dalam kehidupan nyata.

Kepala petugas teknologi dan inovasi Space Force, Lisa Costa menyebutkan, pihaknya segera harus memanfaatkan investasi besar-besaran dalam industri teknologi digital yang imersif tersebut. Target mereka dalam mengembangkan lingkungan virtual untuk para guardians (tentara luar angkasa AS).

"Kami dapat membuat metaverse versi kami sendiri," ujar Costa dalam konferensi IT Space Force AFCEA NOVA, Kamis (10/2).

Metaverse merupakan kata kunci yang berkembang di dunia teknologi dengan digunakan untuk menggambarkan lingkungan virtual 3D interaktif. Keterangan Costa, sampai saat ini ada banyak promosi sensasional yang terkait dengan istilah metaverse tersebut. Tetapi disisi lain, banyak uang yang harus digunakan untuk ide itu sehingga layak untuk dilihat bagaimana cara Space Force dapat memanfaatkannya.

"Dalam metaverse militer, anggota dapat berkolaborasi, melatih, dan melakukan sejumlah kegiatan (militer)," lanjut Costa.

Dirinya melaporkan bahwa terdapat 86 persen dari anggota Angkatan Udara AS dan Space Force berusia 18 hingga 34 tahun. Hal itu memungkinkan mereka membawa diri sebagai gamer yang terampil. "Bagaimana kita memanfaatkan keterampilan itu?" ujar dia.

"Sebuah metaverse sangat menarik bagi Space Force karena guardians biasanya mengandalkan representasi digital dari domain ruang angkasa untuk melakukan pekerjaan mereka," ucap Costa.

Selain itu, Angkatan Laut AS pergi ke laut untuk belajar perang, dan Angkatan Darat pergi ke lapangan untuk latihan tempur. Guardians, kata Costa, tidak bisa pergi ke luar angkasa kecuali mereka menjadi astronot NASA.

"Satu-satunya cara mereka merasakan domain operasi mereka adalah dengan tampilan data visual," lanjutnya.

"Lingkungan realitas virtual akan memberi mereka kesadaran situasional dan pemahaman sehingga mereka dapat membuat keputusan."

Sementara,teknologi yang membentuk metaverse, ucap dia, termasuk virtual reality serta augmented reality yang menggabungkan dunia digital dan fisik. Dengan itu, dia mencontohkan, guardians Space Force dapat merekayasa satelit secara digital dan mengembangkan kemampuan baru untuk operasi luar angkasa.

"Dan itu semacam visi ke mana kita ingin pergi selanjutnya," katanya. "Melatih guardians kami dan mengambil keuntungan dari investasi yang dibuat industri."

Costa menyebutkan, semua angkatan militer AS dapat mengambil manfaat dari teknologi itu dan Angkatan Luar Angkasa, karena ukurannya yang kecil, dapat mengujinya lebih dulu. Mereka akan melihat apakah itu dapat ditingkatkan untuk digunakan di seluruh militer AS.

Baca Juga: