LONDON -- Tiongkok telah berhasil mengendalikan pandemi COVID-19, antara lain berkat respons yang cepat dan kultur negara tersebut, demikian dilaporkan jurnal medis The Lancet.

Membandingkan perkembangan pandemi di Tiongkok dan beberapa negara Barat, sebuah artikel yang diterbitkan di jurnal tersebut pada Kamis (8/10) mengatakan bahwa "sistem respons epidemi yang terpusat" menjadi faktor utama bagi Tiongkok untuk menangani penyakit tersebut.

"Kecepatan respons China adalah faktor krusial," kata Gregory Poland, Direktur Grup Riset Vaksin Mayo Clinic di Rochester, Negara Bagian Minnesota, Amerika Serikat (AS).

"Mereka bergerak sangat cepat untuk menghentikan penularan. Negara-negara lain, meskipun punya waktu lebih lama untuk mempersiapkan diri menghadapi kedatangan virus tersebut, menunda respons mereka dan itu berarti kehilangan kendali," tutur Poland.

Mulai dari karantina wilayah (lockdown) ketat dan pembatasan luar ruangan hingga tes berskala besar di kota-kota besar di seluruh negeri, artikel itu menganalisis langkah-langkah China untuk melawan COVID-19.

"China telah berhasil melakukan uji SARS-CoV-2 terhadap 9 juta orang di Wuhan" dalam hitungan pekan, katanya, seraya menambahkan, "Itu membentuk sistem pelacakan kontak nasional yang efektif."

Artikel tersebut menguraikan faktor-faktor yang mendorong keefektifan respons China, termasuk di antaranya kemampuan memproduksi alat pelindung diri (APD), pembangunan jaringan rumah sakit Fangcang yang efektif, tindakan kesehatan masyarakat, terutama penggunaan masker, koordinasi antara sektor-sektor pemerintahan, dan kepatuhan warga terhadap peraturan.

"Komitmen untuk kebaikan bersama tertanam dalam kulturnya," kata Poland, seraya menambahkan bahwa warga China menerima pandangan bahwa pengendalian penyakit merupakan masalah ilmu pengetahuan.

Respons China terhadap pandemi COVID-19 dapat digeneralisasikan, kata artikel tersebut.

Sejauh ini, total kasus COVID-19 global telah menembus angka 37 juta dengan lebih dari 1 juta kematian, berdasarkan data Universitas Johns Hopkins.

Hingga Jumat (9/10), sebanyak 85.536 kasus COVID-19 dilaporkan di China Daratan, menurut Komisi Kesehatan Nasional China dalam pengarahan hariannya pada Sabtu (10/10).Ant/P-4

Baca Juga: