Sebuah film yang mencerita perjuangan imigran asal Asia di AS berjudul "The Harvest" menjadi sorotan karena semakin mempertegas keterwakilan Asia dalam industri film AS.

Keberhasilan Everything Everywhere All at Once produksi 2022 yang mendapat banyak pujian, mendorong munculnya sorotan keterwakilan Asia dalam industri film Amerika Serikat (AS). Seorang aktor AS keturunan Hmong dan seorang sutradara Amerika keturunan Kamboja membuat film baru mengenai pengalaman warga Asia di AS.

Hmong termasuk suku pribumi di kawasan timur dan tenggara Asia. Banyak di antara mereka yang bermukim di AS seusai Perang Vietnam. Sebuah film drama baru mengenai keluarga Amerika keturunan Hmong, The Harvest, diputar perdana bulan Februari pada Festival Film Internasional Santa Barbara.

"Begitu Anda menonton film ini, Anda akan melihat sebagian diri Anda di dalamnya. Anda akan melihat sebagian dari keluarga Anda, tak peduli apa pun asal budaya atau identitas yang Anda ambil," jelas Caylee So, warga Amerika keturunan Kamboja yang menyutradarai film ini.

The Harvest berkisah mengenai Thai, penulis Amerika keturunan Hmong yang pulang ke Southern California untuk membantu ayahnya yang sedang sakit. Sang ayah digambarkan sebagai sosok tradisional Hmong. Thai diperankan oleh aktor Hmong Amerika, Doua Moua, yang juga penulis skenario dan produser film ini.

Dikenal karena perannya dalam film Grand Torino dan Mulan, Moua mengatakan, cerita film ini terinspirasi oleh keluarganya sendiri dan hubungan dengan ayahnya yang mengalami gagal ginjal.

Mengenai film tersebut, Moua menambahkan, "Ini mengenai keluarga yang berupaya menemukan pijakan mereka di AS dari beberapa generasi yang berbeda - mulai dari imigran hingga pengungsi, sampai ke menjadi bagian dari Amerika dan mendefinisikan apa yang dimaksud dengan Amerika baru. Apa makna Amerika bagi mereka?."

Moua yang berusia 35 tahun, lahir di kamp pengungsi di Thailand. Orang tuanya termasuk di antara setengah populasi Hmong di Laos yang melarikan diri ke AS selama perang saudara di negara mereka pada pertengahan '70-an.

"Karena ini adalah kisah Hmong dan karena ini adalah kisah Asia tenggara. Ketika itu Asia sama sekali belum dianggap. Itu sebabnya perlu waktu sekitar sepuluh hingga sebelas tahun untuk sampai ke titik ini … Kami benar-benar ingin memperjuangkan narasi Asia Timur. Tetapi masalahnya adalah, kami juga menginginkan narasi komunitas Asia Tenggara menjadi bagian dari percakapan," komentar dia.

Moua mengatakan Caylee So, yang keluarganya juga melarikan diri dari perang dan kemudian bermukim di Amerika, memberi visi yang tepat untuk The Harvest. So menanggapinya dengan mengatakan, "Tugas saya sebagai sutradara adalah untuk dapat menyampaikan kisah dan visinya dengan cara yang menghormatinya, menghormati skenarionya dan keotentikan kisah Hmong di dalamnya… Ini benar-benar kreasinya."

Setelah diputar perdana di Santa Barbara, California, penonton secara luas kini dapat menyaksikan The Harvest. VoA/I-1

Baca Juga: