KOLOMBO - Seekor gajah Thailand yang diberikan kepada Sri Lanka dua dekade lalu diterbangkan kembali ke negara kelahirannya pada Minggu (2/7) setelah ada dugaan perlakuan buruk terhadap hewan tersebut.

Thailand menghadiahkan gajah bernama Muthu Raja yang berusia 29 tahun, kepada Sri Lanka pada 2001. Namun kemudian menuntutnya kembali tahun lalu setelah mendengar gajah tersebut disiksa dan diabaikan di sebuah kuil Buddha di selatan Sri Lanka.

Mamalia seberat 4.000 kg itu terbang dari bandara Kolombo pada Minggu pagi dengan penerbangan komersial untuk dipulangkan kembali ke Thailand. Menurut pejabat Thailand, pemulangan tersebut menelan biaya 700.000 dolar AS.

Pesawat kargo Ilyushin IL-76 yang membawa Muthu Raja lepas landas sekitar pukul 7.40 waktu setempat, kata manajer bandara.

Setelah mendarat di Chiang Mai, gajah tersebut akan dikarantina di cagar alam terdekat.

Gajah itu diambil dari tempat sementara di kebun binatang Kolombo di sebuah kandang baja khusus seukuran kontainer sebelum fajar.

Empat pawang Thailand bersama penjaga asal Sri Lanka menemani gajah dalam penerbangan dan dua kamera CCTV memantau kesehatannya saat transit.

Kepala dokter hewan di Kebun Binatang Dehiwala, Madusha Perera, mengatakan kepada AFP, bahwa Muthu Raja kesakitan dan dipenuhi abses ketika diselamatkan dari tempat tinggal sebelumnya tahun lalu.

Kelompok kesejahteraan hewan mengatakan gajah itu dipaksa bekerja oleh pekerja penebangan. Luka-lukanya diabaikan, sebagian disebabkan oleh pawangnya.

Gajah itu akan menjalani hidroterapi untuk mengobati luka yang tersisa di kaki kiri depannya saat kembali ke Thailand, kata Perera.

Gajah dianggap suci di Sri Lanka dan dilindungi oleh hukum.

Organisasi Rally for Animal Rights and Environment (RARE), yang memimpin kampanye untuk menyelamatkan Muthu Raja dari kuil, menyatakan ketidaksenangannya atas kepergian hewan tersebut.

RARE menggelar pemberkatan Buddha untuk gajah pada Jumat menjelang kepergian Muthu Raja. Kelompok itu kini mengajukan petisi untuk mengadili mereka yang dianggap bertanggung jawab karena mengabaikan hewan tersebut.

Sebuah kelompok nasionalis menggelar demonstrasi di luar kedutaan Thailand di Kolombo pada Kamis menuntut hewan itu tetap berada di Sri Lanka selama enam bulan lagi.

"Kami tidak tahu tentang nasib gajah itu," kata pemimpin kelompok itu Dan Priyasad kepada AFP.

"Kita bisa merawatnya kembali dalam enam bulan dan jika kita gagal, mereka bisa mengambil hewan itu kembali."

Menteri Satwa Liar Sri Lanka Pavithra Wanniarachchi mengatakan, Thailand "bersikeras" menuntut gajah itu dikembalikan.

Perdana Menteri Sri Lanka Dinesh Gunawardena mengatakan kepada parlemen pada Juni, dia secara pribadi telah menyampaikan penyesalan Sri Lanka kepada raja Thailand atas kondisi gajah tersebut.

Menteri Lingkungan Hidup Thailand Varawut Silpa-archa bulan lalu tidak akan dimintai keterangan apakah Muthu Raja telah dianiaya. Dia mencatat pemerintah Thailand telah berhenti mengirim gajah ke luar negeri.

Misi diplomatik Bangkok saat ini sedang memeriksa kondisi gajah-gajah yang sudah dikirim ke luar negeri, katanya.

Baca Juga: