JAKARTA - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk mengungkap peristiwa kekerasan dan penembakan yang menyebabkan empat orang tewas di Kabupaten Intan Jaya, Papua.

"Tim ini diberi tugas mulai keluarnya SK ini sampai dua minggu ke depan untuk melaporkan hasilnya kepada Kemenko Polhukam," kata Mahfud dalam konferensi pers secara virtual, di Jakarta, Jumat (2/10).

Pembentukan TGPF ini berdasarkan Keputusan Menko Polhukam Nomor 83 Tahun 2020 tentang Tim Gabungan Pencari Fakta Peristiwa Kekerasan dan Penembakan di Kabupaten Intan Jaya.

"Kami hari ini membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta atau TGPF kasus Intan Jaya dengan nomor keputusan 83 tahun 2020. Di dalam lampiran 1, kami angkat tim investigasi lapangan. Ketuanya Pak Benny Mamoto, Wakil ketua Sugeng Purnomo," kata Mahfud.

Dua Komponen

Sebanyak 18 orang dalam tim yang terdiri dari dua komponen yang terdiri dari anggota TNI-Polri, juga ada dari Kantor Staf Kepresidenan (KSP) hingga tokoh masyarakat Papua.

"Tim terdiri dari dua komponen. Ada komponen pengarah, juga ada pejabat-pejabat resmi Kemenko Polhukam maupun TNI Polri. Kemudian ada dari KSP, BIN, tokoh masyarakat Papua Michel, lalu tim investigasi lapangan ada sebanyak 18 orang," papar mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini.

Sebelumnya, dua orang anggota TNI, satu warga sipil, dan pendeta Yeremia Zanambani meninggal dunia setelah ditembak oleh anggota kelompok separatis bersenjata di Hitadipa, Papua. TNI menyebut tindakan kelompok separatis bersenjata itu untuk mencari perhatian menjelang sidang umum PBB.

"Beberapa waktu yang lalu, tepatnya antara tanggal 17-19 September, telah terjadi tewasnya penduduk sipil dan anggota TNI di Intan Jaya Papua. Ini menimbulkan banyak perdebatan siapa yang melakukan dan siapa korban," jelas Mahfud.

Dia menambahkan kelompok separatis bersenjata yang menurut TNI dan Polri bertanggung jawab justru menuding balik yang melakukan aparat.

"Nah terakhir itu diramaikan dengan tewasnya Yeremia. Karena ditembak tetapi sampai sekarang belum jelas karena aparat sendiri masih sulit menembus keluarganya apalagi melihat mayatnya," tuturnya. n Ant/N-3

Baca Juga: