Pandemi Covid-19 sejak tahun lalu telah menjadi mimpi buruk bagi hampir seluruh sektor ekonomi, tak terkecuali usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Meski demikian, banyak dari pelaku ekonomi mencoba bertahan di tengah krisis kesehatan dan ekonomi saat ini.

Salah satunya Triamaningsih, pemilik usaha keripik kepompong "Dadi Waras" dari bahan baku ketela di Desa Kemiriombo, Gemawang, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Wanita paruh baya tersebut masih tetap menjalankan usahanya meskipun pandemi Covid-19 berdampak pada penurunan produknya.

Cemilan dengan rasa gurih ini dijual dengan harga 18.000 rupiah per kilogram (kg). Dia menyebutkan, sebelum pandemi pihaknya bisa menghabiskan bahan baku singkong sampai empat kuintal per hari, sekarang hanya bisa menghabiskan bahan baku dua hingga tiga kuintal per hari.

"Produksi keripik berkurang, karena permintaan juga turun dengan adanya pandemi ini, tetapi Alhamdulillah masih bisa berproduksi," katanya.

Karena produksi turun maka tenaga kerja juga dikurangi, kalau semula setiap hari mempekerjakan 12-14 orang, saat ini hanya m enam orang per hari. "Para pedagang datang ke tempat kami. Kalau sebelum pandemi, banyak pedagang menitip uang sebelum barang diambil, tetapi sekarang kami harus bersabar untuk menunggu pembayaran," katanya.

Bahan Baku

Menurut dia, untuk mendapatkan bahan baku tidak pernah ada kendala, selain dari Temanggung, pihaknya juga mendatangkan singkong dari Wonosobo. "Meskipun harga singkong di pasar saat ini cenderung rendah, sekitar 1.000-1.200 rupiah per kg, tetapi kami tetap membeli dengan harga 1.500-2.000 rupiah per kg agar petani tetap semangat menanam singkong," katanya.

Dia menuturkan produknya dinamakan keripik kepompong karena bentuknya menggelembung seperti kepompong. "Awalnya kami hanya coba-coba untuk membuat keripik kepompong ini. Kami melakukan uji coba berkali-kali agar keripik bisa menggelembung seperti yang kami harapkan. Keripik kepompong produk kami ini sekarang sudah memiliki hak paten," katanya.

Proses pembuatan keripik kepompong, yakni singkong dikupas, dicuci, dikukus, digiling, dijemur dalam bentuk lembaran, setelah kering dipotong dan digoreng. Bumbu dasar keripik ini berupa garam dan bawang, setelah digoreng diberi penyedap.

Dia mengaku memproduksi keripik dengan bahan baku singkong karena di daerahnya banyak menghasilkan singkong yang semula tidak laku.

Baca Juga: