Jatim memfasilitasi vaksinasi Covi-19 ke masyarakat dari berbagai profesi yang pekerjaannya di garda terdepan, termasuk wartawan. 

SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) melalui tim Satgas Covid-19 terus memantau virus korona. Berdasarkan aplikasi Bersatu Lawan Covid-19, kasus diperiksa di Jatim dalam satu minggu 45.045. Angka ini sudah di atas standar WHO yakni 1 tes tiap 1000 penduduk per minggu atau setara dengan 40.479 tes PCR/minggu.

"Dengan demikian, target testing PCR di Jatim sesuaisudah tercapai 111 persen dari standar WHO," kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, diSurabaya, Minggu (14/3).

Satgas Covid-19, tambah Khofifah, terus memonitor positivity rate di Jatim. Ini penting, karena positivity rate menunjukkan apakah testing di Jatim sudah memenuhi standar dan kasus-kasus yang tersembunyi di masyarakat bisa ditemukan dengan baik.

Turun Signifikan

Menurut Khofifah, dari 45.045 kasus yang diperiksa, ditemukan kasus positif per minggu jumlahnya 2.694. Artinya positivity ratesudah mencapai angka 6 persen. Standar dari WHO positivity rate yang ideal adalah 5 persen. Sebelum pemberlakuan PPKM maupun PPKM Mikro positivity rate di Jatim berada di angka 20persen sehingga turun signifikan.

"Alhamdulillah per minggu ini, positivity rate di Jatim mencapai 6persen. Ini merupakan prestasidan kerja keras serta kerja sama semua elemen yang sangat baik. Ini menunjukkan pemerintah terus konsisten meningkatkan testing dan hasilnya dengan jumlah testing yang sesuai standar WHO. Kasus harian maupun keterisian rumah sakit mulai menurun," kataKhofifah.

Lebih jauh Khofifah mengatakan pihaknya memang selalu memantau angka positivity rate di Jatim. Untuk memonitor sejauh mana testing yang dilakukan dan kasus positif yang sudah ditemukan.

Khofifah menambahkan, penurunan kasus maupun positivity rate tersebut juga diikuti dengan penurunan BOR atau keterisian rumah sakit. Saat ini BOR isolasi sudah turun dari 79 persen di awal PPKM menjadi 33persenuntuk isolasi biasa dan ICU dari 72persenmenjadi 52persen.

Pemprov Jatim, tambah dia, mendapatkan alokasi vaksin tersendiri dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) atau di luar yang didistribusikan ke daerah. Dengan itu,Pemprov Jatim bisa memfasilitasi masyarakat dari berbagai profesi yang pekerjaannya berada di garda terdepan atau paling berisiko terinfeksi Covid-19, termasuk para wartawan.

"Awak media sangat rentan tertular Covid-19, sehingga vaksinasi menjadi prioritas," ujarnya saat meninjau proses vaksinasi dosis kedua ratusan wartawan dari berbagai media, akhir pekan lalu.

Pada vaksis dosis pertama dua pekan lalu, sebanyak 442 wartawan mengikutinya, namun pada dosis kedua kali ini ada beberapa jurnalis yang tidak mengikuti lantaran menunggu 28 hari dengan alasan lanjut usia (umur di atas 60 tahun).

"Vaksinasi Covid-19 untuk wartawan sangat penting. Bukan hanya untuk meningkatkan imunitas bagi wartawannya sendiri, melainkan juga untuk menjaga keselamatan narasumbernya di tengah pandemi Covid-19," kata Ketua PWI Jatim Ainur Rohim. SB/N-3

Baca Juga: