SURABAYA - Tes massal Covid-19 berupa rapid test dan swab yang digelar Badan Intelijen Negara (BIN) di Kota Surabaya, Jawa Timur, diperpanjang hingga satu minggu ke depan. Langkah ini dilakukan sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Surabaya.

"Sedangkan untuk lokasinya bakal diutamakan di wilayah pemukiman yang dinilai ada pandemi," kata Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Irvan Widyanto seperti dikutip Antara, di Surabaya, Minggu (7/6).

Ada 34 klaster pemukiman di Kota Surabaya yang perlu dilakukanrapid testatau uji cepat massal. Dari pelaksanaan tes massal yang digelar BIN selama sembilan hari ini, Irvan menyebut sudah menjangkau di sebagian besar klaster pemukiman.

Untuk itu, lanjut Irvan, bagi warga yang hasil uji cepatnya dinyatakan reaktif, maka Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya langsung melakukan tracing atau pelacakan dan pendataan serta mengarahkan warga itu untuk isolasi mandiri.

Irvan menyebut jika kondisi rumahnya tidak layak untuk ruang isolasi, Pemkot telah menyediakan tempat di hotel. Namun begitu, jika rumahnya dalam kondisi layak, mereka diminta untuk isolasi mandiri di rumah dengan pemantauan puskesmas setempat.

"Isolasi mandiri bukan hanya diawasi teman-teman pemerintah kota, TNI, dan Polri, tapi sekarang diawasi juga warga dengan terbentuknya Kampung Wani Jogo Suroboyo," ujarnya.

Pelaksanaan rapid test massal Covid-19 di Kenjeran Surabaya pada Sabtu (6/6) diikuti ikuti 711 orang. Dari jumlah tersebut yang dinyatakan reaktif sekitar 152 orang (21,4 persen ). Sedangkan rapid test di Teminal Bus Sunan Ampel Surabaya diikuti 835 orang dan yang dinyatakan reaktif sekitar 109 orang (13,1 persen). mar/N-3

Baca Juga: