JAKARTA - Pemerintah optimistis kereta cepat Jakarta- Bandung akan rampung dan mulai beroperasi pada pertengahan 2023. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan keyakinan akan beroperasinya kereta cepat pertama di Asia Tenggara itu karena serangkaian ujicoba akan segera dilakukan sebelum beroperasi.

Dynamic test atau tes dinamis kereta cepat Jakarta- Bandung kata Luhut akan dilakukan bertepatan dengan penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia pada pertengahan November. "Nanti tanggal 16 November ada dynamic test. Dari Bali akan dynamic test dan itu Juni-Juli tahun depan kita sudah comissioning," kata Luhut seperti dikutip dari Antara, Jumat (28/10).

Menurut Luhut masalah penambahan biaya (cost over run) telah selesai. Kenaikan biaya itu jelasnya karena masalah teknis, yaitu kerusakan tanah.

"Cost over run kita sudah selesaikan. Sebenarnya cost over banyak akibat kerusakan tanah, memang goyang. Ada tiga tunnel saya kira yang terganggu, tapi saya kira sekarang sudah selesai," kata Luhut.

Dia pun berharap proyek rampung sesuai jadwal yang sudah disepakati dan pengoperasian transportasi massal itu tidak kembali molor. "Kita lihat semua. Mundur ini kemarin betul-betul banyak masalah teknis," kata Luhut.

Berkaitan dengan rencana melanjutkan pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya, Luhut menilai hal itu akan mendukung efisiensi Indonesia karena kereta cepat dari Jakarta hingga Surabaya akan bisa ditempuh hanya dalam waktu empat jam.

"Kalau nanti Pemerintah yang akan melanjutkan ini, kalau sudah jadi sampai ke Surabaya, saya kira akan membuat Indonesia lebih efisien. Ya nanti kita lihat saja, kalau kita sudah nyaman dengan ini (investor kereta cepat Jakarta-Bandung-red), ngapain ganti-ganti kan," kata Luhut.

Bangun Konektivitas

Pengamat ekonomi, Mamit Setiawan yang diminta pendapatnya juga optimistis dengan pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung bisa rampung tahun depan. Ia berharap agar pengerjaannya benar benar dikebut agar bisa mencapai target.

Kalau moda transportasi itu beroperasi, Mamit yakin bisa membuat kawasan industri baru yang akan memberikan dampak positif bagi perekonomian.

"Harapannya, jika jadi bisa membangun konektivitas antarnegara di kawasan Asean terutama ke pelabuhan atau bandara, Misalnya dengan pelabuhan patimban atau mengintegrasikan dengan Bandara Kertajati," kata Mamit.

Kalau konektivitas bisa terbuka, maka manfaatmya sangat besar pada ekonomi karena pergerakan masyarakat akan cukup tinggi yang ditopang kereta cepat itu. Selain itu, juga memudahan ekspedisi untuk barang-barang ukuran kecil dengan lebih cepat.

Baca Juga: