JAKARTA - Forum Taman Bacaan Masyarakat menjadi salah satu mitra kolaborator kuratorial "Pendidikan yang Berkebudayaan" dalam rangka aktivasi inisiatif kolektif Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang menyelenggarakan gerakan literasi untuk anak melalui dongeng, dolanan, Pustaka, dan seni budaya lokal.

Ada empat TBM menjadi tuan rumah residensi seniman di antaranya adalah TBM Fitrah Berkah Insani, Pontianak, Kalimantan Barat, Rumah Pustaka, Aceh Besar, Aceh, TBM Tata Vuri, Palu, Sulawesi Tengah, Rumah Baca Taman Sekar, Bandung, Jawa Barat yang kemudian hasil karya kolaborasi TBM dengan seniman dipamerkan di Museum Kebangkitan Nasional, 20-29 Oktober 2023.

Menurut siaran persnya, karya kolaborasi yang dipamerkan berupa penampilan serta instalasi hasil karya kolaborasi seniman dan TBM, seperti pengembangan musik TIDAYU dan musik Tundang Melayu dari TBM Fitrah Berkah Insani, lagu-lagu pengasuhan dan pendidikan berbasis bahasa Kali-Ledo dengan iringan alat musik Lalove pada TBM Tata Vuri, mainan elektronika berbasis sampah samudra, di TBM Pustakan Kampung Impian, dan instalasi karya sulam sebagai respons Journey to Bandung Purba di Rumah Baca Taman Sekar Bandung.

Pengunjung pameran TBM sangat beragam, mulai dari siswa, mahasiswa, pejabat publik, serta masyarakat dari dalam dan luar negeri. Para pengunjung asik menikmati pameran dan menggali informasi terkait latar belakang karya yang dipamerkan dalam kegiatan ini.

"Banyak yang berkunjung ke pameran kami, mulai dari anak sekolah, mahasiswa, pejabat publik, serta masyarakat umum dari dalam dan luar negeri. Pengunjung sangat tertarik, berlama-lama menggali informasi dari pameran ini," tutur Aris Munandar sebagai sebagai fasilitator stan Taman Bacaan Masyarakat.

Ketua Umum Forum TBM, Opik mengatakan keterlibatan empat TBM merupakan bagian dari perinsip kuratorial "Pendidikan yang Berkebudayaan", diambil dari gagasan Ki Hajar Dewantara. Kuratorial tersebut tersebut mendistribusikan praktik-praktik pendidikan yang berkebudayaan yang sudah dilakukan. Baik dalam satuan pendidikan formal maupun nonformal.

"Sebagai ruang pendidikan nonformal, TBM menjadi katalisator pendidikan yang membantu anak-anak, remaja, dan orang tua untuk beraktivitas dalam atmosfer belajar di tengah masyarakat. Dengan kata lain TBM berfungsi sebagai ruang literasi yang merdeka dan sejalan dengan prinsip Pendidikan yang Berkebudayaan," tutur Opik di Museum Kebangkitan Nasional, Jumat(27/10).

Irzan, perwakilan dari TBM Tata Vuri mengatakan praktik pendidikan yang berkebudayaan juga dilakukan oleh TBM Tata Vuri, Palu, Sulawesi Tengah, di mana mengangkat budaya lokal bahasa Kali-Ledo bersama alat musik Lalove. Selain itu, praktik-praktik yang dilakukan oleh TBM Tata Vuri menyasar anak-anak sebagai regenerasi dari warisan kebudayaan tersebut.

Pekan Kebudayaan Nasional 2023 sendiri mengangkat tema "Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan" yang dilaksanakan di banyak titik di Jabodetabek. Forum TBM yang berkesempatan menjadi mitra Kolaborator di bawah kutaror Ibe Karyanto berharap dapat terus menjalin kerja sama untuk kegiatan-kegiatan kedepannya. Harapan lain juga pada Pekan Kebudayaan Nasional berikutnya lebih banyak Taman Bacaan Masyarakat yang terlibat.

Baca Juga: