Korban tewas akibat gempa dahsyat berkekuatan magnitudo 7,8 yang mengguncang Turki dan Suriah pada Senin (6/2) terus bertambah. Saat ini, jumlah korban tewas naik menjadi lebih dari 20 ribu orang pada Kamis (9/2).

Badan Manajemen Bencana Turki mengatakan, jumlah tersebut naik setelah banyaknya korban yang ditemukan dari reruntuhan puing bangunan yang runtuh di lokasi gempa.

Dilansir dari AFP, pejabat dan petugas medis Turki melaporkan korban tewas di Turki mencapai 17.674 orang, sementara korban tewas di Suriah tercatat mencapai 3.377 jiwa. Sehingga, total korban tewas akibat gempa tersebut mencapai 21.051 jiwa.

Jumlah korban tewas tersebut melampaui prediksi Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) yang memperkirakan 10 ribu orang meninggal dunia akibat gempa tersebut. Sementara, WHO memprediksi korban jiwa akibat gempa dahsyat tersebut bisa mencapai 20 ribu orang.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengumumkan keadaan darurat di 10 provinsi. Selama kunjungan ke provinsi Hatay selatan yang terkena dampak parah, Erdogan mengakui "kekurangan" setelah kritik atas tanggapan pemerintahnya terhadap bencana tersebut.

Sejauh ini, lebih dari 12 ribu personel pencarian dan penyelamatan Turki bekerja di daerah yang terkena dampak, bersama dengan sembilan ribu tentara.

Erdogan sebelumnya menyebut gempa berkekuatan magnitudo 7,7 yang melanda Turki pada Senin (6/2) merupakan bencana terburuk sejak gempa 1939 silam. Ia menyerukan persatuan dan solidaritas nasional pasca gempa tersebut.

"Pada pukul 4:17 pagi kita diguncang oleh bencana terbesar sejak gempa Erzincan 1939. Kita sudah mengalaminya pada abad lalu," kata Erdogan di kantor pusat badan kepresidenan urusan penanganan bencana (AFAD) di Ibu Kota Ankara.

Baca Juga: