KUALA LUMPUR - Pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, mengaku tidak lagi percaya terhadap mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad. "Tidak untuk saat ini," ucap Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) itu, Minggu (22/3).

Ucapan Anwar merujuk kepada klaim serangkaian janji yang sudah dibuat oleh tokoh politik itu, namun berujung kepada kegagalan.

Anwar mengatakan, dulu dia selalu meyakini bahwa seiring dengan bertambahnya usia, maka seseorang bakal berubah dan menjadi lebih bijaksana.

"Namun, saya tidak selamanya benar, dan dalam hal ini, saya minta maaf sebelumnya, saya salah. Mohon jangan tersinggung," ucap Anwar.

Anwar berkaca pada penantiannya selama dua tahun terakhir menunggu Mahathir akan menyerahkan jabatannya seiring kemenangan di Pemilu Malaysia 2018. Saat itu, mantan PM berjuluk Dr M tersebut berjanji menyerahkan tampuk orang nomor satu Negeri "Jiran" kepada politisi 72 tahun tersebut. Saat berkunjung ke penjara tempat Anwar dikurung, Mahathir menawarkan untuk bekerja sama guna menggulingkan Najib Razak dan koalisi Barisan Nasional.

"Dia tampak meyakinkan saat itu," kata Anwar.

Untuk membuktikan ucapannya, Mahathir kemudian berjanji secara privat dan menandatangani dokumen. Tak hanya itu, partai yang dipimpinnya, Pribumi Bersatu, menggabungkan diri ke koalisi Pakatan Harapan dengan PKR sebagai motornya. Tetapi setelah kembali menjadi PM Malaysia, politisi 94 tahun tersebut selalu berkelit saat ditanya kapankah dia menyerahkan kekuasaan.

Puncaknya adalah pada 24 Februari, Mahathir Mohamad mengundurkan diri buntut kekisruhan yang terjadi sehari sebelumnya (23/2). Partai Bersatu yang didirikan oleh Mahathir kemudian diambil alih oleh Muhyiddin Yassin, yang dilantik sebagai PM kedelapan pada 1 Maret.

Saat ditanya bagaimana dia mengatasi rasa kecewa dan marahnya, Anwar mengungkapkan keluarga dekat, agama, dan istrinya membuatnya move on.

Lebih lanjut, Pakatan Harapan yang kini kembali menjadi oposisi bakal mendukung setiap pemerintahan Muhyiddin selama wabah virus korona. Anwar Ibrahim percaya, pemerintahan yang digawangi oleh Muhyiddin Yassin saat ini tidak mempunyai rencana matang dalam mengatasi penyebaran. Hingga Minggu, Kuala Lumpur sudah melaporkan 1.183 kasus penularan Covid-19, dengan sembilan di antaranya meninggal dunia. Bloomberg/TST/Ang/P-4

Baca Juga: