Jakarta - Peluang bagi rupiah untuk kembali terapresiasi masih cukup terbuka seiring harapan positif terhadap tercapainya kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. "Meredanya perang dagang akan mendorong pertumbuhan ekonomi global, termasuk Indonesia," kata Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong di Jakarta, kemarin.

Seperti diketahui, pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (8/1) sore, melemah 55 poin dari sehari sebelumnya menjadi 14.145 rupiah per dollar AS. Lukman mengatakan pelemahan rupiah lebih disebabkan faktor teknikal. Hal itu dikarenakan mata uang nasional menguat cukup tinggi sejak awal tahun ini.

"Rupiah melemah wajar, bukan disebabkan kekhawatiran terhadap ekonomi Indonesia. Namun, karena faktor teknikal. Mata uang di kawasan Asia lainnya juga mengalami hal sama," ujarnya. Data ekonomi dari dalam negeri mengenai kenaikan cadangan devisa, menurut Lukman Leong, juga akan menjadi sentimen yang dapat menopang bagi apresiasi rupiah.

Ant/E-10

Baca Juga: