MELBOURNE - Sekitar 422 juta orang diperkirakan hidup dengan diabetes di seluruh dunia, mengandalkan pemeriksaan dan pengelolaan kadar gula darah secara manual.

Kini penderita diabetes selangkah lebih dekat untuk mengurangi kebutuhan akan suntikan insulin sepanjang waktu, setelah sebuah penelitian baru menunjukkan bagaimana sel-sel yang memproduksi insulin dapat diregenerasi di pankreas.

Terobosan yang telah dipublikasikan di Signal Transduction and Targeted Therapy ini dilakukan dengan mengembangkan sel progenitor duktal pankreas, yang membentuk jaringan yang melapisi saluran pankreas, untuk meniru fungsi sel β yang biasanya tidak efektif atau hilang pada penderita diabetes tipe 1.

Dilansir oleh Science Alert, para peneliti, yang dipimpin oleh tim dari Baker Heart and Diabetes Institute di Melbourne, Australia, menyelidiki penggunaan baru obat-obatan yang telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (Food and Drug Administration/ FDA) yang menargetkan enzim EZH2 di jaringan manusia. Biasanya, enzim ini mengontrol perkembangan sel, memberikan pemeriksaan biologis yang penting terhadap pertumbuhan.

Di sini, dua penghambat molekul kecil yang disebut GSK126 dan Tazemetostat - sudah disetujui untuk digunakan dalam pengobatan kanker - digunakan untuk menghilangkan beberapa rem yang diberlakukan oleh EZH2, sehingga sel duktal nenek moyang dapat mengembangkan fungsi yang serupa dengan sel β.

"Menargetkan EZH2 sangat penting bagi potensi regeneratif sel β," tulis para peneliti dalam makalah.

"Sel duktal pankreas yang diprogram ulang menunjukkan produksi dan sekresi insulin sebagai respons terhadap tantangan glukosa fisiologis ex vivo."

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa sel-sel yang membentuk lapisan saluran, yang juga membantu mengatur keasaman lambung, dapat diubah menjadi sel-sel β di lingkungan yang tepat. "Sekarang, kami punya ide bagus tentang bagaimana melakukannya."

Yang terpenting, sel-sel baru ini dapat merasakan kadar glukosa dan menyesuaikan produksi insulin, sama seperti sel β. Pada diabetes tipe 1, yang menjadi fokus penelitian ini, sel β asli dihancurkan secara keliru oleh sistem kekebalan tubuh, yang berarti glukosa darah dan insulin harus dikelola dengan suntikan rutin.

Tes yang dilakukan oleh tim menunjukkan reaksi yang sama pada sampel jaringan yang diambil dari dua orang dengan diabetes tipe 1 berusia 7 dan 61 tahun, dan satu orang berusia 56 tahun tanpa diabetes, menunjukkan bahwa tes tersebut dapat bekerja lintas generasi. Tanda positif lainnya adalah hanya diperlukan 48 jam stimulasi sebelum produksi insulin normal dapat kembali normal.

Penelitian ini masih dalam tahap awal, dan uji klinis masih harus dilakukan, namun ini merupakan cara lain yang potensial untuk membujuk tubuh manusia agar menggantikan fungsi-fungsi yang hilang dari diabetes.

Ini bukan satu-satunya jalan menjanjikan yang sedang dieksplorasi oleh para ilmuwan; jenis obat baru sedang dalam pengembangan, sementara para peneliti juga mencari cara untuk secara efektif melindungi sel-sel asli yang memproduksi insulin sebelum mereka musnah.

"Kami menganggap pendekatan regeneratif ini sebagai kemajuan penting menuju pengembangan klinis," kata ahli epigenetik Sam El-Osta dari Baker Heart and Diabetes Institute.

"Sampai saat ini, proses regeneratif masih bersifat insidentil dan belum ada konfirmasinya. Yang lebih penting lagi, mekanisme epigenetik yang mengatur regenerasi pada manusia masih kurang dipahami."

Baca Juga: