WASHINGTON DC - Pihak Gedung Putih pada Selasa (18/7) mengkonfirmasi bahwa Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, telah melakukan dua kali pertemuan dengan Presiden Russia, Vladimir Putin, di sela-sela konferensi tingkat tinggi (KTT) G-20 di Hamburg, Jerman, pada awal Juli lalu. Atas terkuaknya fakta tersebut, Gedung Putih membantah telah merahasiakannya.

Konfirmasi Gedung Putih disampaikan setelah pemberitaan media mengenai pertemuan tersebut yang menulis pembicaraan Trump-Putin itu untuk pertama kali berdasarkan laporan oleh Ian Bremmer, presiden Eurasia Group yang berbasis di AS dalam sebuah laporan berkala untuk kliennya.

Atas laporan media itu seorang pejabat Gedung Putih menggambarkan interaksi itu sebagai sebuah percakapan singkat, bukan merupakan sebuah "pertemuan kedua". Percakapan tersebut terjadi beberapa jam setelah pertemuan resmi pertama mereka tanggal 7 Juli, yang semula dijadwalkan berlangsung setengah jam, namun berlanjut sampai lebih dari dua jam.

"Seorang penerjemah Russia hadir dalam pertemuan tersebut karena penerjemah AS dalam acara makan malam itu tidak dapat berbahasa Russia" jelas pejabat itu.

Pejabat Gedung Putih menambahkan bahwa tuduhan bahwa pemerintah telah berupaya untuk menyembunyikan pertemuan kedua adalah palsu, jahat, dan absurd.

Pernyataan pejabat Gedung Putih itu dikonfirmasi juru bicara Gedung Putih, Sean Spicer, dan juru bicara Dewan Keamanan Nasional, Michael Anton, pun menegaskan Trump dan Putin hanya berbicara secara pribadi ketika makan malam untuk para pemimpin dunia pada pertemuan puncak G20.

Dalam cuitannya di akun media sosial Twitter, Trump mengatakan, "Berita palsu tentang makan malam rahasia dengan Putin adalah 'sakit'. Seluruh pemimpin G-20 dan pasangannya diundang oleh kanselir Jerman. Media mengetahuinya!"

Jadi Sorotan

Hubungan Trump-Putin tengah dalam sorotan di tengah tuduhan kolusi antara Russia dan tim kampanye Trump. Intelijen AS yakin bahwa Russia membantu Trump dalam pemilihan presiden tahun lalu, yang kemudian dibantah Russia.

Trump pun telah membantah adanya kolusi. Namun saat kampanye pemilihan presiden AS lalu, Trump berulang kali memuji Putin dengan menyebutnya sebagai pemimpin yang kuat. VoA/CNN/I-1

Baca Juga: