Negara Barat, terutama Amerika Serikat (AS) dikabarkan menekan negara-negara Arab untuk mengutuk Rusia atas operasi militernya di Ukraina.

Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit dalam sebuah wawancara dengan jaringan TV Mesir Sada el-Balad pada hari Minggu (12/6). Menurut Gheit, AS berupaya menekan negara Arab untuk memberikan suara menentang Moskow di forum internasional.

Sejumlah anggota Liga Arab, termasuk Arab Saudi, UEA dan Mesir, memang memilih menentang Rusia dalam resolusi Majelis Umum PBB pada Maret. Namun, mereka enggan melontarkan istilah agresi maupun invasi atas tindakan Rusia.

Liga Arab yang mewakili 22 negara Arab itu menyebutnya sebagai 'krisis di Ukraina' dan menegaskan masih memiliki hubungan baik dengan Ukraina dan Rusia.

Russia Today melaporkan bahwa AS melobi Mesir "dan beberapa negara lain" untuk memberikan dukungan politik mereka ke Ukraina dan meminta mereka "mengurangi kecepatan" kerja sama dengan Rusia.

Dalam wawancaranya, Gheit mengkonfirmasi bahwa Barat memang telah menekan anggota Liga Arab dalam upaya untuk membuat mereka bergabung dan secara geopolitik "mengepung" Rusia.

"Mereka tidak tunduk pada perintah yang mereka terima, dan beberapa bahkan menolak untuk memilih mengutuk tindakan Federasi Rusia," kata Gheit, menurut laporan saluran TV Al-Mayadeen.

Dikutip dari media Rusia, Aljazair, Iran, Irak dan Sudan yang merupakan anggota Liga Arab, memilih abstain dari pemungutan suara terakhir PBB. Sementara Suriah, sekutu Rusia yang keanggotaannya di liga telah ditangguhkan sejak 2011, justru menentang resolusi tersebut.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, juga pernah menuduh Barat telah memaksa negara-negara lain untuk berpihak dalam membela tatanan dunia yang didominasi AS.

"Pembentukan dunia multipolar sedang berlangsung, dan rekan-rekan Barat kami berusaha untuk mencegah proses ini. Mereka ingin mempertahankan dan memperluas dominasi mereka ke semua wilayah. Mereka mencoba memobilisasi semua negara lain untuk berada di bawah bendera mereka, menggunakan situasi ini. di Ukraina dan sekitarnya sebagai dalih," kata Lavrov setelah pertemuan dengan Organisasi Kerjasama Islam bulan lalu, seperti dikutip Russia Today.

Sementara sebagian besar anggota Liga Arab memihak AS selama pemungutan suara PBB pada bulan Maret.

Hasil jajak pendapat Arab News bersama YouGov pada bulan lalu bahkan menunjukkan 13 dari 14 negara Arab yang disurvei, mayoritas responden menyalahkan aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang dipimpin AS atas konflik di Ukraina. Hanya Suriah yang menyalahkan masing-masing pihak yang terlibat konflik secara setara.

Baca Juga: