JAKARTA - Seorang pelaku bom bunuh diri menyerang kamp latihan militer di Somalia pada Sabtu (5/11), kata pejabat militer. Kelompok pemberontak Al-Shabaab mengklaim melakukan aksi penyerangan yang terjadi satu minggu setelah ledakan serupa menewaskan 116 orang.

Serangan di kamp latihan militer di Mogadishu yang menimbulkan banyak korban itu terjadi saat pemerintah memerangi kelompok yang menyisakan kekacauan selama 15 tahun di tanduk Afrika itu.

Pelaku bom meledakkan diri di kamp latihan untuk perekrutan tentara Xero Nacnac, kata pejabat militer Adan Yare kepada AFP.

"Ada sejumlah korban yang jatuh, mereka warga sipil dan tentara yang baru direkrut," katanya. Investigasi sedang dilakukan, tambahnya.

Agensi berita milik pemeriintah Somalia SONNA mengatakan, ledakan terjadi di pintu masuk kamp, mengindikasikan sejumlah korban sipil.

Para saksi mengaku melihat beberapa ambulans tiba di lokasi kejadian.

"Tentara menutup area itu, tidak mungkin bisa mendekati kamp tapi .. Saya melihat beberapa ambulans menuju lokasi dan keluar membawa para korban. Saya tidak bisa mengatakan berapa banyak korbannya," kata Farah Muse, warga Mogadishu kepada AFP.

Belum ada pernyataan resmi dari pemerintah terkait serangan yang diklaim oleh Al-Shabaab itu.

Kelompok jaringan Al Qaeda ini telah melakukan sejumlah serangan di Somalia sejak Presiden Hassan Sheikh Mohamud duduk di tampuk kepemimpinan Somalia pada Mei lalu. Presiden menyerukan perang habis-habisan terhadap kelompok itu.

Jumat kemarin, menteri informasi mengatakan, tentara yang terbunuh lebih dari 100 pejuang AL-Shabaab dalam sebuah operasi di negara bagian Hirshavelle.

Kelompok militan pada Sabtu, melakukan aksi meledakkan mobil dengan target gedung Kementerian Pendidikan dalam serangan mematikan di negara itu selama lima tahun terakhir.

Serangan terjadi di lokasi yang sama di mana sebuah truk yang memuat bahan peledak meledak pada 14 Oktober 2017, menewaskan 512 orang dan melukai lebih dari 290 orang, sebuah serangan yang mengerikan di Somalia.

Pada Agustus lalu, kelompok ini menembakkan senjata dan meledakkan bom selama 30 jam di Hotel Hayat di Mogadishu. Serangan menewaskan 21 orang dan melukai 117 orang.

Pemberontak yang ingin menggulingkan pemerintahan yang lemah namun didukung asing di Mogadishu, didesak keluar dari ibukota pada 2011 oleh Tentara Uni Afrika.

Namun kelompok pemberontak masih memegang kendali di daerah pedesaan dan terus melakukan serangan mematikan dengan target warga sipil, politisi, dan militer.

Baca Juga: