JAKARTA - Untuk berdiskusi mengenai sektor transportasi yang berkelanjutan atau sustainable transport dalam menghadapi tantangan saat ini dan ke depannya seperti dekarbonisasi dan pemulihan pasca-pandemi Covid-19, managemen PT Angkasa Pura (AP) II menerima kunjungan dari Delegasi Parlemen Eropa yang mengunjungi Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten.

Kepala Delegasi Komite Transportasi dan Pariwisata Parlemen Eropa (TRAN), Marian-Jean Marinescu menjelaskan sektor aviasi sendiri memiliki peran penting dalam upaya dekarbonisasi secara global, dan pelaku industri aviasi global telah menyepakati target net-zero emissions pada 2050.

Di dalam kunjungannya, Delegasi Parlemen Eropa terdiri dari 7 anggota parlemen (Members of The European Parliament/ MEP) yang tergabung di dalam Komite Transportasi dan Pariwisata Parlemen Eropa (European Parliament's Committee on Transport and Tourism/TRAN).

"Bandara menjadi bagian penting dalam mendorong dekarbonisasi di sektor penerbangan," kata Marinescu dalam keterangan tertulisnya, Minggu (21/5).

Adapun di Bandara Soekarno-Hatta, para delegasi yang dipimpin oleh Kepala Delegasi Komite Transportasi dan Pariwisata Parlemen Eropa (TRAN) Marian-Jean Marinescu bertemu langsung dengan President Director PT AP II Muhammad Awaluddin beserta jajaran. Awaluddin memaparkan bahwa jika pihaknya telah menjalankan program dan memiliki rencana mendorong dekarbonisasi di bandara.

"Sebagai operator bandara terbesar di Indonesia, kami berkomitmen terhadap keberlanjutan dan memahami pentingnya untuk selalu mengedepankan iklim global dan dekarbonisasi. Kami meyakini bahwa industri aviasi memiliki peran penting dalam mewujudkan keberlanjutan," katanya.

Salah satu program yang ada di AP II terkait dekarbonisasi adalah pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) di 20 bandara perseroan. Dan Awaluddin mengatakan AP II telah memiliki peta jalan hingga 2028 untuk pemanfaatan EBT.

"Pada 2021 - 2028, di 20 bandara AP II akan terdapat Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas total 26 Megawatt-Peak (MWp)," katanya.

Saat ini, PLTS sudah digunakan di 3 bandara, yaitu Bandara Soekarno-Hatta di gedung Airport Operation Control Center (241 kWp) dan di Terminal 2 (1,50 MWp); kemudian di Terminal Kargo dan gedung administrasi Bandara Kualanamu (0,76 MWp); dan di gedung Airport Rescue & Fire Fighting Bandara Banyuwangi (0,03 MWp).

"Pada 2023, PLTS akan dipasang di 4 bandara yakni Bandara Minangkabau (Padang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak) dan Sultan Iskandar Muda (Aceh). Tahun ini juga ada penambahan kapasitas PLTS di 2 bandara yaitu Bandara Soekarno-Hatta dan Kualanamu. Total PLTS yang dipasang di bandara AP II pada tahun ini berkapasitas 3,9 MWp," tambah Awaluddin.

Di Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan bandara terbesar di Indonesia, AP II mendorong efisiensi energi dan menjalankan inisiatif dekarbonisasi yang didukung teknologi informasi.

"Bandara Soekarno-Hatta memiliki Energy Monitoring System untuk memantau penggunaan listrik di Terminal 1, Terminal 2, Terminal 3, Terminal Kargo, kemudian di area perkantoran dan penggunaan listrik di non-terminal. Melalui Energy Monitorin System, AP II bisa mendorong efisiensi penggunaan listrik," ujar Muhammad Awaluddin.

AP II juga mendorong penggunaan kendaraan listrik di Bandara Soekarno-Hatta dengan menyediakan fasilitas pendukung seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Armada taksi di Bandara Soekarno-Hatta saat ini pun sudah menggunakan kendaraan listrik yang dioperasikan oleh Blue Bird dan Grab.

Lebih lanjut, Awaluddin mengatakan AP II akan menggunakan kendaraan listrik sebagai kendaraan operasional di bandara-bandara yang dikelola perseroan.

"AP II menyiapkan hingga 148 kendaraan listrik sebagai kendaraan operasional di 20 bandara pada 2030, dengan komposisi sebanyak 63% digunakan di Bandara Soekarno-Hatta, sebanyak 7% di Bandara Kualanamu, dan 30% di bandara lainnya," tutup Awaluddin.

Baca Juga: